Oleh: Odi Shalahuddin

12903934061394316599
Yayak Iskra, pada saat Jambore Gema Merdeka di Tanah Gempa
Banyak orang telah mendengar dan akrab dengan lagu-lagu dan gambar-gambar karya Yayak Iskra yang tersebar secara tersembunyi, namun belum mengetahui sosoknya atau tidak tahu bahwa Yayak Iskra adalah sang penciptanya.

”Ini karya merdeka, anonim, siapa saja boleh mengklaimnya, merubah, mengganti, dan menyebarluaskan lagi. Ilmu itu harus disebarkan, biar rakyat kita pintar,” katanya pada suatu ketika yang tidak mempersoalkan orang tahu atau tidak tentang karya-karyanya.

Maka, ketika kepulangan pertama di tahun 2002, saya sungguh berbahagia ikut terlibat merancang kegiatan apa yang bisa dilakukan olehnya. Mulai dari rencana penyambutan, workshop-workshop untuk pendamping anak, hingga workshop musik dan lagu rakyat merdeka. Akhirnya beberapa kawan sepakat hanya mengadakan workshop musik dan lagu rakyat merdeka saja. Saya dipercaya untuk mengorganisir workshop di Yogyakarta dan workshop nasional-nya yang juga digelar di Yogyakarta.

Pada workshop nasional sebagai penutup dari rangkaian workshop di berbagai kota, mantan-mantan aktivis 80-an dan awal 90-an serta aktivis-aktivis muda dari berbagai latar belakang seperti aktivis mahasiswa, aktivis buruh, aktivis anak jalanan, yang masih aktif dari berbagai kota seperti Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Mataram, Medan, Bandung, Jakarta, Kediri, Pontianak, turut terlibat. Acara ini tampak seperti temu kangen para aktivis yang telah mengenal Yayak Iskra dan juga rasa penasaran karena selama ini hanya mendengar namanya saja. Memang, banyak orang-orang terkejut ketika mendengar lagu-lagu yang akrab dengan mereka dan kerap dinyanyikan di jalan-jalan adalah karya dari Yayak Iskra. Yayak hanya tertawa saja ketika mereka menanyakan kebenaran itu.


1290522621952170692
Turut mendukung acara Temu Anak Nasional Anti Perdagangan Anak
Selama tiga hari workshop di gelar di Studio Puskat. Lagu-lagu anak/rakyat merdeka-pun berkumandang. Semua orang bebas memegang dan memainkan berbagai alat musik, menyesuaikan iramanya, dan menyanyikan bersama-sama. Workshop kilat, kemudian hasilnya di rekam di Studio Puskat dan di SMKI Yogyakarta. Upaya dokumentasi untuk disebarluaskan ke kawan-kawan yang lain. Gambar-gambar karya bersama juga dibuat. Masing-masing orang bebas menggambarkan apapun yang dia mau. Dasar aktivis, kepalanya hampir sama, menyuarakan ketidakadilan yang ada di negeri ini. 
 
Pada akhir acara, digelar pementasan musik. Bertempat di Pendopo Taman Siswa. Sebuah sekolah yang pernah menjadi sekolah dari Yayak ketika di TK dan di tingkat SD. Ajaran-ajaran yang diterima selama bersekolah yang melekat dan menjadi bagian dari hidupnya memandang tentang metode pendidikan. Hal itulah yang selalu berulang ia ceritakan baik secara lisan ataupun melalui tulisan-tulisannya. 

Yayak menjadi bintang pada malam itu. Ia menyanyikan lebih dari 10 lagu. Setiap menyanyi, para penonton mengikutinya. Satu persatu ikut bergabung di panggung, memegang alat musik, dan jadinya hampir separuh orang yang ada di pendopo berada di atas panggung. Acara berlangsung lancar. Semua puas, semua senang. Demikian pula dengan diriku.

* * *

12905167071864505547
Desain acara jambore yang dibuat oleh Yayak Iskra

Bagiku, lagu-lagu Yayak Iskra tidaklah asing. Aku telah mendengarnya sejak tahun 1985, ketika Yayak Iskra bersama Mohammad Farid (Aktivis hak anak terkemuka) dan kawan-kawannya menyelenggarakan program Olah Anak Kreatif. Aku bersama kawan-kawan, yang ketika itu masih SMP sering menyanyikan lagu-lagunya. Lagu yang paling disuka pada saat itu adalah lagu Aku Anak Indonesia yang berirama melayu. 

”Aku Anak Indonesia”

Aku anak Indonesia
Aku punya cita-cita
Punya mobil punya sawah
Jadi mentri atau bupati

Aku cinta indonesia
Aku cinta pancasila
Apa daya uang tak punya
Sekolahpun aku binasa

Reff:
Indonesia kaya raya
Mengapa aku menderita
Tapi aku tetap gembira
Karena Indonesia merdeka

Aku anak siapa saja
Bapak kerja ibuku juga
Pagi sampai sore hari
Upahnyapun habis sudah

Aku makan propaganda
Dengan lauk janji-janji
Terka aku anak siapa
Aku anak indonesia

Kembali ke Reff:

Pada akhir tahun 80-an, lagu-lagu ini selalu menjadi kutipan dari pemberitaan media massa karena banyak dinyanyikan oleh anak-anak di berbagai lokasi yang terkena penggusuran. Misalnya oleh anak-anak Kedung Ombo. Tapi pemberitaan tidak pernah menuliskan siapa nama pengarangnya. Perkembangan lainnya, kata anak bisa berubah menjadi ”buruh”, ”Petani”, ”rakyat”, dan sebagainya yang disesuaikan dengan kelompok yang menyanyikannya.

Mengenai lagu ini, Yayak pernah menuliskan bagaimana lagu ini lahir. Pada suatu hari, katanya, ada anak muda dari dusun, tak selesai SD, pengamen, nyasar ke kampus. Dia bawa gitar bobrok dengan tiga senar. Kita stem string itu, dan diciptakanlah lagu itu. Pengamen itu terlihat sangat gembira.

Mengenai Lagu Anak merdeka, lagu yang pertama kali diciptakan oleh Yayak Iskra adalah lagu

”Roti Matahari”

Kubawa bawa matahariku,
Kubagi bagi layaknya roti,
Semua mendapatkannya,
Semua suka bersama sama.
(1980)

12905168991109597127
Roti Matahari

Menurut Yayak, Syairnya terilhami dari gambar anak-anak yang seringkali menyertakan matahari dalam obyek gambar-gambar mereka. Matahari menjadi semacam simbol dari semangat hidup mereka. Terutama setelah mereka terbebas dari kungkungan gambar simbolik stereotyp: 2 gunung mengapit matahari terbit. 

Lagu ini iramanya riang, dari lambat ke cepat. Pada pengulangan ke III ke V, seketika berhenti serta berteriak Merdeka sekeras-kerasnya sebanyak tiga kali. Hal ini juga bisa dilakukan pada lagu-lagu yang lain. Tujuannya jelas yaitu penanaman jiwa merdeka, lewat penghayatan kata dan sikap. Jemari dikepalkan, tinjulah langit sekuatnya.

Metode untuk menyanyikan lagu-lagu Yayak (yang biasanya lirik-liriknya pendek) secara berulang-ulang dengan tempo yang semakin cepat dan diakhiri dengan teriakan ”merdeka” berulang kali, sering kami praktikkan ke anak-anak. Ini bisa menjadi penyemangat bagi anak-anak. Metode ini juga bisa menjadi semacam trauma healing bagi anak-anak korban bencana. Misalnya yang kami lakukan kepada anak-anak korban gempa di Kabupaten Bantul pada tahun 2006 dan juga pada anak-anak yang menjadi korban letusan merapi yang terjadi pada tahun ini. Hal serupa juga dilakukan oleh kelompok-kelompok lain.

Lagu-lagu Anak Merdeka, juga sering dinyanyikan oleh orang dewasa. Utamanya para aktivis mahasiswa dan rakyat tergusur. Misalnya saja lagu ”Topi Jerami” yang irama lagunya banyak menjadi lagu untuk para supporter bola. 

”Topi Jerami”

Di bawah topi jerami
Kususuri garis matahari
Sejuta kali putar bumi
Bagiku satu langkah kaki

“Titik Api”

Dari titik api matahari pagi
Kan kutangkap semangat menyala nyala
Bakar badanku bakarlah jiwaku
Biar matang merdeka
(1985)

Lagu untuk anak, yang kemudian dikembangkan menjadi lagu orang dewasa dan menjadi lagu jalanan adalah lagu ”Satukanlah” yang akhirnya berubah judul menjadi ”Rakyat Bersatu”

Lirik awalnya:
Satukanlah dirimu semua
jadi bangsa senasib seraga
sakit suka dirasa sama
bangun-bangun segera
Satukanlah berai jemarimu
kepalkanlah dan jadikan tinju
bara lapar jadikan palu
‘tuk pukul lawan tak perlu meragu

Setelah itu mendapat tambahan lirik oleh Kris dari Lontar Band Surabaya, yaitu:

Reff:
Pasti menang, harus menang
Rakyat berjuang
Pasti menang, harus menang
Rakyat merdeka

Hari terus berganti
Haruskah kalah lagi
Si Penindas harus pergi
Tuk hari esok yang lebih baik

Reff:
Pasti menang, harus menang
Rakyat berjuang
Pasti menang, harus menang
Rakyat merdeka

Jangan mau ditindas
Jangan mau dijajah
Jiwa dan pikiran kita
Tuk hari esok yang lebih baik

Reff. (10 X)
Pasti menang, harus menang
Rakyat berjuang
Pasti menang, harus menang
Rakyat merdeka
(1987-1996)

Pada masa-masa akhir 80-an, Yayak Iskra banyak mencipta lagu-lagu tentang isu tanah rakyat yang tergusur atau rakyat yang terpinggirkan, seperti Kedung Ombo, Badega, Buruh, Ciliwung, dan sebagainya.

Beberapa contoh lirik lagunya:

“Ada apa di Kedung Ombo”

Kedung Ombo jadi berita
Orang pun ribut, pro dan kontra
Apa yang nyata disana
Segeralah simak saja:

Reff:
Disana telah terjadi
Bencana yang terencana
Anak-anak jadi tumbal
Sakit dan mati tenggelam

Masa depannya ditebas
Demi listrik dan restoran
Diperbodoh, ditelantarkan
Demi turis dan pelacuran

”Badega Menjerit”

Kudengar swara, tanah terluka
Bumi Badega menjerit lara
Bumi ibunda nyata dihina
Kaki kaki busuk jiwanya nista

Reff.
Bangunlah kawan, apikan jiwa
Si Pemakan Tanah, usirlah musnah
Yakinlah benar kita tlah sadar
Bumi Badega kita empunya
(1988)

“Kebun Aceh”

Tanah kebun di Aceh ini
Sudah lama kami rasa punya
Dia nyawa seluruh keluarga
Tak mungkin kami sia-sia

Reff:
Lompatilah nyawa kita
Bila mau merebutnya
Tanah Aceh tanah bunda
Kan kami jaga sampai menang
(1988)

”Buruh Bersatu Tak Bisa Dikalahkan”

Kepalkan tangan, satukanlah tujuan
Bangkit bergerak melawan penindasan
Rebut kemenangan, tegakkan lah keadilan
Buruh bersatu, tak bisa dikalahkan
Buruh bersatu, tak bisa dikalahkan
(1999)

Selain lagu-lagu di atas, ada puluhan lagu-lagu yang diciptakan oleh Yayak. Beberapa ada yang merupakan adaptasi dari lagu-lagu perlawanan dari berbagai negara.

Yogyakarta, 23 November 2010

Baca tulisan Sebelumnya:

Sumber: Kompasiana

0 Comments:

Post a Comment