PERCAKAPAN 1: HUWAL AWWALU WAL AKHIRU


T = Salam Mas Leo,

Sebelumnya terima kasih banget atas sharingnya. Saya ada pertanyaan mas, semoga mas berkenan menjawabnya.

Kesadaran tak berawal dan tak berakhir.. wal awwalu wal akhiru.. Kesadaran itu ada ketika sadar akan Kesadaran

Menurut Mas Leo, apakah ayat di Al Quran "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia selain untuk beribadat kepada KU" itu has the same meaning with "Tidaklah ada kesadaran selain untuk sadar akan Kesadaran" ?

Bila sama berarti si sadar cuman pengen disadarin ya ? Maaf mas bila pemahaman saya salah dan mohon untuk diberi pencerahan.

J = Kalau mau langsung by pass segala macam kerancuan, maka ayat yg anda kutip bisa diartikan bahwa tidak ada kesadaran selain untuk sadar akan kesadaran.

Cuma, segala macam ayat tentang jin dan ciptaan itu biasanya bukan menyebabkan manusia menjadi bertambah pintar melainkan bertambah bodoh. Akhirnya orang malahan "beriman" (dalam tanda kutip) terhadap segala macam "jin" (dalam tanda kutip), dan segala macam "malaikat" (dalam tanda kutip juga).

Segala macam tanda kutip itu saya maksudkan untuk memperjelas bahwa apa yg dimaksud orang dengan jin dan malaikat sebenarnya merupakan istilah yg rancu. Jin dan malaikat itu tidak ada kecuali sebagai figment dari imajinasi di diri manusia.

Yg ada cuma kesadaran manusia yg menciptakan segalanya. Kesadaran manusia menciptakan Allah yg disebutnya sebagai pencipta. Kesadaran yg sama menciptakan Iblis. Kesadaran yg sama menciptakan jin, malaikat, yg dalam hal ini disebut sebagai ciptaan dari Allah.

Pedahal segala macam hal non fisik itu adanya cuma di dalam kesadaran manusia saja.

Tetapi manusia yg sama ternyata masih sadar akan permainannya itu sehingga akhirnya mengeluarkan ayat yg berbunyi:

Huwal Awwalu wal Akhiru.

Itu ayat yg pertama kali anda tuliskan bukan ? Artinya: Kaulah yg Awal dan yg Akhir.

Kau itu siapa ? Tuhan ? Allah ?

Kalau Tuhan atau Allah itu cuma kreasi dari kesadaran di diri manusia saja, maka yg awal dan yg akhir itu tidak lain dan tidak bukan adalah kesadaran di diri manusia.

Itu kesadaran yg ada di diri anda, di diri saya, dan di diri siapa saja.

Kesadaran itu yg menciptakan istilah "Allah" (dalam tanda kutip), dan lalu bilang bahwa "Allah" yg menciptakan segalanya, termasuk kesadaran di diri manusia.

Pedahal kesadaran di diri manusia itu memang selalu ada. Awwalu wal Akhiru. Yg Awal dan yg Akhir. Itu merujuk kepada kesadaran manusia yg tidak diciptakan dan tidak bisa musnah.

Tetapi karena ini semuanya permainan, maka Awwalu wal Akhiru akhirnya diberikan sebagai sebutan bagi "Allah" (dalam tanda kutip).

Pedahal "Allah" itulah yg merupakan kreasi dari Awwalu wal Akhiru, kesadaran yg tidak diciptakan, kesadaran anda.

T = Pada saat saya dilahirkan dan Kesadaran ada di saya, seiring waktu saya sadar akan Kesadaran itu... indera-indera saya mesra dengan Kesadaran itu.

Yang ingin saya tanyakan adalah ketika saya meninggal dunia ketika indera-indera saya tidak berfungsi lagi... apakah saya masih sadar akan Kesadaran saya ?

J = Kalau anda sadar bahwa anda sadar, maka anda akan tahu bahwa tidak ada gunanya mengajukan pertanyaan itu.

Anda sekarang sadar bahwa anda sadar, dan anda tidak akan pernah tahu apakah suatu saat anda akan tidak sadar.

Itu sudah cukup bukan ?

T = Bisa Mas ceritakan bagaimana perjalanan manusia dan kesadarannya sebelum seorang manusia itu lahir dan setelah manusia itu meninggal dunia ?

J = Bisa saja diceritakan, tetapi nanti jadinya semacam sahibul hikayat juga.

Cerita seperti itu banyak terdapat dalam agama-agama, dan menurut saya cuma cocok untuk anak kecil saja. Kita yg sudah dewasa secara spiritual tidak memerlukan hal seperti itu lagi.

Kita sadar bahwa kita sadar, sadarnya di sini dan di saat ini saja. Dan menurut saya itu sudah cukup.

Mau apa lagi ?

Saya cuma tahu bahwa kesadaran di diri saya adalah Awwalu wal Akhiru.

Kesadaran di diri anda juga Awwalu wal Akhiru.

Kesadaran yg ada di diri siapapun adalah Awwalu wal Akhiru.


+

PERCAKAPAN 2: MANTERA PEMANGGIL ALLAH


T = Thanx for answering my previous questions Mas Leo,

Jawaban yang masuk akal, tapi melahirkan banyak pertanyaan-pertanyaan tambahan );

Jika semua ini hanyalah konsep belaka, bagaimana cara kita mengetahui kalo 'your preachings' tidak menjebak orang ke dalam 'new age concept' of yours ? Hampir semua notes Mas Leo berisi 'ketidak-acuhan' yg mirip-mirip budaya I-dont-care-icans.

J = Terlambat, yg terjebak konsep new age dari saya sudah terlalu banyak.

T = Mas Leo mesti berhati-hati jangan sampe menerbitkan fanatik jenis baru lho.. Hehe.

J = Terlambat juga, fanatik jenis baru itu juga sudah terlalu banyak, bahkan sebelum saya terjun bebas ke dunia persilatan.

T = Tambahan juga, dulu pernah surfing ke forum spiritual (lupa namanya :p ) yang salah satu membernya mendeskripsikan semesta sebagai 'sekumpulan slideshow of memories' yg bisa dia playback during meditation. Apakah seperti itu mas kalo meditasi ?

J = Tidak.

T = Ajarin dong secara detil meditasi ala Mas Leo...

J = Caranya mudah saja, bisa dilakukan sambil berdiri, duduk, jongkok, tiduran. Sambil ML juga bisa, kalo mao. Di tempat sepi bisa, di tempat ramai juga bisa.

Sikap ikhlas pasrah harus diterapkan. Ikhlas artinya kita memutuskan pikiran kita dari segala macam penyesalan di masa lalu. Apa yg telah terjadi terjadilah, sudah lewat, tidak bisa kembali lagi.

Pasrah artinya kita memutuskan pikiran kita dari segala macam bayangan tentang masa depan. Mau bagus kek, mau jelek kek, I don't care gitu lho. Apa yg akan terjadi terjadilah, liat aja nanti, ngapain gw pikirin.

Karena kita sudah ikhlas en pasrah, sudah memutuskan pikiran kita dari rantai kemelekatan dengan masa lalu dan masa depan, akhirnya kita bisa stay on di sini dan di saat ini saja. Here and now.

Lalu mata dipejamkan, tapi tidak ditutup semuanya. Ujung mata dibuka sedikit, dan mata menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat. Kalau dilihat dari arah depan, matanya akan terlihat putihnya saja. Serem juga, makanya jangan sampe ada yg liat.

Setelah itu ucapkanlah mantera-mantera pengusir Setan dan pemanggil Alllah supaya mau kita suruh-suruh apa aja. Bisa disuruh melet orang, disuruh nyantet, dan sebagainya. Bisa aja kalo mao walopun saya tidak begitu. Saya tidak perduli the Setan or the Allah itu ngapain aja, yg penting saya meditasi.

Manteranya bisa apa aja, dan gunanya agar pikiran kita tetap fokus sehingga kita akhirnya cuma sadar bahwa kita sadar. Aware of being aware.

Kita masih bisa mendengar, bisa melihat juga kalau membuka mata, bisa berpikir juga kalau mau. Tetapi yg jelas, kita akan mencapai frekwensi samadhi.

Samadhi artinya kita sadar bahwa kita sadar. Aware of being aware. Mantera pengusir Setan dan pemanggil Allah itu cuma alat bantu saja. Yg memiliki power adalah kesadaran kita, dan bukan mantera-mantera itu.

Remember, kesadaran kita adalah yg awal dan yg akhir. Tidak berawal dan tidak berakhir. Sedangkan Setan dan Allah merupakan kreasi dari kesadaran kita. Kita berpura-pura seolah-olah Setan dan Allah itu ada, pedahal yg ada cuma kesadaran kita saja.


+

PERCAKAPAN 3: NABI YG PINTER


T = Kemarin saya merenung,

Apa jadinya ya kalau kalau yang disebut Nabi itu membuat peraturan atas nama ybs ?

Contoh Musa berkata kamu tidak boleh berzinah, bandingkan bila Musa atau nabi lain berkata dengan sbb: Allah berkata pada saya melalui mimpi kemarin, bahwa warga Ku tidak boleh berzinah, kalau berzinah dosa dan akan dirajam dengan batu keduanya.

J = Of course gak bakal laku.

Kalo Musa terus terang bahwa dia sendiri yg menyuruh orang-orang lain itu untuk patuh, maka namanya itu nabi yg goblok. Segala khotbahnya tidak bakal laku.

Karena Musa itu orang yg super pinter, makanya dia harus bohongin orang-orang dengan bilang bahwa segala hukum-hukum itu diberikan oleh Allah. Pedahal "Allah" (dalam tanda kutip) merupakan kreasi dari kesadaran yg ada di diri Musa.

Kalo Musa bilang bahwa hukum-hukum itu semuanya buatan manusia saja, which was he himself, maka artinya dia nabi yg goblok. Orang tidak bakal nurut, dan Musa tidak bakal jadi nabi sampe sekarang.

Untung Musa tidak goblok, sehingga kita mengenal kitab Taurat yg isinya hukum-hukum yg diberikan "Allah" (dalam tanda kutip). Pedahal itu hukum-hukum buatan Musa sendiri saja.

Makanya jadilah nabi yg pinter, pakailah nama Allah supaya orang mengikuti anda !


+

PERCAKAPAN 4: YOU ARE A BUDDHA


T = I am so sorry bung !

Lose control di thread nih !

Maaf jadi isinya ngawur-ngawuran komentarnya. Saya harus belajar menjadi lebih sabar lagi. Menjadi seperti Buddha ternyata memang sulit.

J = Of course menjadi seperti Buddha sulit sekali.

Yg gampang itu menjadi Buddha saja.

As far as I know you are a Buddha already, ngapain menjadi seperti Buddha lagi ?

T = Bung Leo, bagaimana caranya belajar untuk fokus ? Fokus dalam hal apa saja. Belajar misalnya, atau dalam meditasi. Karena saya merasa bahwa tingkat konsentrasi saya sangat rendah.

J = You are a Buddha already, dan a Buddha tidak perduli konsentrasinya tinggi ataupun rendah.


+

PERCAKAPAN 5: JALAN KAYAK POCONG


T = Bapak Leonardo,

Mohon maaf sebelumnya saya boleh minta saran dari bapak mengenai hal pekerjaan. Saya seorang PNS dalam bekerja selalu tidak nyaman dan menjadi bulan-bulanan kesalahan orang lain.

Di kantor saya ada seorang yang sipatnya sebagai provokator selalu mendapat hati dari atas dan lingkungan kerja.

Terus bagaimana saya dapat menetralisir dan mendapat suasana yang enak dan selalu beruntung untuk kelangsungan karir saya ?

J = Jadilah provokator.

Kalau anda selama ini merasa menjadi bulan-bulanan kesalahan orang lain, maka mulai saat ini anda harus menjadi provokator untuk menimpakan kesalahan kepada orang lain.

Cuma itu caranya agar segalanya menjadi netral.

Kita punya dua kaki bukan ? Kalau selama ini anda hanya berjalan dengan satu kaki saja, maka anda akan selalu menjadi bulan-bulanan karena cara jalan anda melompat-lompat seperti pocong.

Ngapain jalan kayak pocong ? Mendingan jalan dengan dua kaki. Kaki yg satu itu tidak pernah anda gunakan, gunakan saja untuk menimpakan kesalahan kepada orang-orang lainnya.

Kalau anda jalankan, maka anda akan normal melangkah.


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia .

0 Comments:

Post a Comment