PERCAKAPAN 1: ALLAH BERUBAH PIKIRAN


T = Dear Mas Leo,

Lately, saya selalu menunggu notes anda muncul. Bila sehari tidak ada saya kangen berat gitu. Rasanya something happens in my mind after reading your notes. Mirip racun yg menetralkan keracunan saya akan konsep-konsep ketuhanan.

Btw, beberapa notes anda sepertinya hanya menghajar mereka yg terperangkap kuasa gurun pasir. Ok sih, tetapi bagaimana dengan mereka yg tercengkeram kuasa gelap lainnya semisal kuasa sungai Gangga, kuasa Roma, kuasa Barat dll ? Berikan mereka pukulan yg sama kerasnya biar ego mereka tidak tumbuh karena senang lawan mereka (kuasa gurun pasir) ditelanjangi habis-habisan oleh notes anda.

J = Kuasa gurun pasir sedikit banyak mencengkeram kita semua, termasuk saya juga.

Can you believe it, masa saya sampai pernah percaya bahwa berpuasa itu ibadah ? Pedahal ibadah kepada siapa ? Kepada Allah? While, as a matter of fact, puasa berkala memang baik bagi kesehatan kita. Dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama kecuali bagi mereka yg masih mau pikirannya tergantung kepada perkataan para ulama.

Ulama bilang pahala kita bertambah kalau kita puasa di bulan Ramadhan. Pahala kita bertambah kalau kita sembahyang. Pahala kita bertambah kalau kita berderma. In the end, kita seperti ngumpulin pahala buat masuk Surga. Pahala is tabungan buat beli tiket masuk Surga.

Tapi akhirnya saya sadar bahwa ternyata saya dibohongi. Ternyata itu semua akal-akalan dari institusi agama dan perangkatnya berupa belief systems. Gurun pasir is agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Dan bukan cuma Islam saja. Agama-agama Timur Tengah boleh bilang semuanya agama gurun pasir. Semuanya aslinya mengharamkan babi dan mewajibkan sunat. Yahudi, Nasrani awal dan Islam sama-sama mengharamkan babi dan mewajibkan sunat bagi pria dengan alasan Allah yg suruh. Pedahal Allah bisa berubah pikiran juga.

Kalau kita berubah pikiran maka Allah berubah pikiran.

Contoh: Daging babi yg aslinya haram buat orang Yahudi akhirnya menjadi halal buat pengikut Nasrani. Pedahal ayat yg bilang babi itu haram jadah masih ada di kitab suci yg digunakan oleh orang Nasrani juga. Adanya di dalam hukum-hukum yg dikenal sebagai Taurat Musa. Musa ini seorang tokoh mitologis yg dipercaya memberikan hukum-hukum dari Allah untuk bangsa Yahudi.

Tetapi ribuan tahun setelah Musa menutup mata, seorang murid Yesus yg bernama Petrus tiba-tiba tertidur setelah sembahyang lohor. Tertidurnya di atap rumah di Palestina. Dalam mimpinya dia melihat ada berbagai macam hewan yg diharamkan oleh Allah dibawa turun ke hadapannya di atas selembar kain yg dibentangkan. Presumably ada juga hewan babi yg status up to date-nya haram jadah saat itu. Lalu Petrus mendengar suara yg bilang something like:

"Apa yg telah diciptakan Allah halal untuk dimakan."

Dan itulah asal-usulnya sehingga babi menjadi salah satu menu santapan orang Nasrani sampai sekarang. Jadi, Allah bisa berubah pikiran juga. Apa yg Allah bilang kepada Musa kemudian dicabut lagi oleh sang Allah. Allah muncul kepada Musa dalam penglihatan atau pemikiran, dan Allah muncul di Petrus berupa suara: Makanlah !

Sunat yg diwajibkan oleh Allah juga akhirnya dianulir sendiri. Oleh Allah juga. In this case Allah berbicara melalui sekumpulan orang yg berembuk di Yerusalem tentang status titit orang-orang yg percaya kepada Yesus dan tidak disunat. Tidak disunat karena mereka bukan orang Yahudi. Pedahal Yesus itu Yahudi dan his titit disunat. Akhirnya dirembukkanlah issue sunat or not, dan ternyata berhasil dicapai kesepakatan bahwa hukum potong ujung penis tidak berlaku bagi pengikut Yesus yg bukan orang Yahudi. Dua contoh di atas memperlihatkan bahwa apa yg kita bilang Allah suruh ini atau suruh itu merupakan sesuatu yg munculnya di dalam pikiran kita saja. Konsep saja.

Penglihatan yg dialami oleh Musa akhirnya ditulis. Ditulisnya ratusan tahun setelah Musa hidup. Kita sendiri tidak bisa membuktikan secara pasti bahwa Musa benar ada. Kemungkinan Musa cuma seorang tokoh mitologis saja yg dipercaya oleh suku-suku Ibrani sebagai orang yg membawa hukum-hukum dari Allah. Dan kepercayaan semacam itu sah saja.

Agama selalu bekerja seperti itu; bermula dari adanya orang-orang tertentu yg menciptakan mitos. Mitos bisa berupa datangnya malaikat Jibril membawa pesan dari Allah Remotullah. Bisa berupa Yesus yg mengaku sebagai anak dari Allah. Semuanya mitos belaka dan tidak ada salahnya.

Yg salah kalau kita tercengkeram oleh "kuasa gurun pasir" (dalam tanda kutip). Kuasa gurun pasir adalah sikap yg percaya mutlak bahwa kita tidak boleh menggunakan otak kita karena segalanya telah diberikan oleh Allah melalui para nabinya. Pedahal kisah para nabi itu juga mostly mitos saja. Terjadinya ribuan tahun lalu, dan isinya bermacam-macam yg belum tentu relevan dengan kehidupan kita masa kini.

Daud membantai orang atas nama Allah, misalnya. Dan Allah di situ tertawa ha ha ha... Malah menjanjikan bahwa Dinasti Daud akan bertahan selama-lamanya.

Tetapi yg dituliskan itu adalah pemikiran dari si manusia sendiri. Pemikiran dari Daud yg berdialog dengan Allah yg ada di dalam pikirannya sendiri. Allah itu cuma konsep yg ada di kepala Daud. Tetapi Daud tidak mengerti itu, dia pikir bahwa benar ada Allah, ternyata cuma konsep saja. So,... kita sekarang sudah mengerti bahwa apa yg kita sebut sebagai Allah ternyata cuma suatu konsep yg berada di dalam pikiran kita. Kita ajak Allah berdialog. Kita sembahyang, mengumpulkan pahala, etc... Pedahal kita cuma berdialog dengan kesadaran di diri kita sendiri saja.

Pengertian di atas sangat basic bagi perjalanan spiritual seorang manusia. Kalau manusianya masih bertahan mati-matian bahwa benar ada Allah yg datang ke nabi-nabi itu, maka berarti manusianya masih berada di level rendah. Level syariat. Ini tingkat terbawah dalam spiritualitas manusia. Dan tidak salah juga karena itu hidup dia sendiri. Sayangnya, manusia yg spiritualitasnya di level bawah ini merasa bahwa dia sudah memegang rahasia alam semesta karena mengikuti "petunjuk" (dalam tanda kutip) yg diberikan oleh Allah.

Petunjuk itupun, kalau mau diteliti, merupakan hasil pemikiran dari manusia juga. Berbagai macam orang memiliki vested interests di dalam agama. Demi kekuasaan, demi uang, demi penggalangan tenaga manusia. Dan pemikiran manusia-manusia yg memiliki vested interests itu dibakukan dalam ajaran agama. Kita yg spiritualitasnya sudah jauh lebih dewasa tentu saja tahu itu.

Kita tahu bahwa puasa di bulan Ramadhan dan sholat lima waktu merupakan metode ampuh untuk mengontrol populasi. Kalau masyarakat bisa diyakinkan bahwa apa yg kita ajarkan berasal dari Allah dan mempraktekkannya dengan bukti puasa di bulan Ramadhan dan sholat lima waktu, maka berbagai kemungkinan lainnya akan terbuka bagi kita. Kita bisa minta untuk dipilih menjadi pemimpin. Kita bisa menggerakkan massa untuk mencaci-maki Amerika dan Israel, misalnya. Kita bisa membuat Bank Syariah. Bisa menikahi empat wanita sekaligus. Bisa saja.

Kuasa gurun pasir adalah yg ngotot mempertahankan bahwa segalanya berasal dari Allah, pedahal semuanya berasal dari manusia biasa-biasa saja, yg tidak ada bedanya dengan anda dan saya. Saya tidak bilang bahwa kuasa gurun pasir adalah kuasa "gelap" (dalam tanda kutip). Tidaklah. Kalau dilihatnya siang hari seperti sekarang, tentu tidak gelap bukan ?

Yg jelas, sebagai manusia yg berniat menapaki spiritualitas yg asli, kita sudah mengerti bahwa Allah bisa berubah pikiran. Allah yg berbicara kepada Musa tidak sama dengan Allah yg berbicara kepada Petrus. Alalh yg berbicara kepada anda tidak sama dengan Allah yg berbicara kepada saya. As a matter of fact, Allah berbicara berbeda-beda, unik. Allah berbicara kepada tiap orang sesuai dengan kebutuhannya.

Allah cuma konsep saja yg kita gunakan untuk dialog dengan diri kita sendiri. Itu pengertian yg paling asli dan bebas merdeka.

Aliran-aliran keagamaan lainnya seperti Hindu dan Buddha lebih mengerti apa yg saya tuliskan. Mereka tahu bahwa ada kesadaran lebih tinggi yg bisa berbicara langsung kepada manusia. Tidak ada pemaksaan untuk "beriman" (dalam tanda kutip) seperti dipraktekkan oleh agama-agama Semit yg berasal dari gurun pasir. Yahudi, Nasrani dan Islam termasuk agama-agama gurun pasir karena mengharuskan syahadat dan syariat. Untungnya sebagian besar dunia Nasrani dan Yahudi sudah tercerahkan. Dan sekarang boleh bilang kita satu dunia bersatu membantu Islam untuk keluar dari bawah tempurung.

Cara saya cuma bilang bahwa kitab suci itu buatan manusia, syariat itu buatan manusia, segala macam syariat tentang ibadah, puasa, zakat, qurban, haram halal, sunat, jilbab, etc... merupakan buatan manusia. Karena buatan manusia maka bisa kita ubah. Ketika kita ubah maka kita bilang bahwa Allah berubah pikiran.


+

PERCAKAPAN 2: MASIH KETINGGALAN JAUH


T = Kalu aku bisa menyimpulkan bahwa argumen yang Mas Leo tawarkan itu adalah soal agama Islam lebih tinggi derajatnya daripada agama lain, but yang aku concernkan adalah bahwa menurut fakta di lapangan bahwa agama itu bukanlah OBAT AMPUH untuk MEMBAIKKAN MORALITAS MANUSIA.

J = Saya terkadang menulis dengan gaya sarkastik. Dibandingkan dengan agama lain maka Islam derajatnya lebih "tinggi" (dalam tanda kutip). Yg bilang seperti itu adalah mereka yg fanatik Islam dan menjunjung tinggi agama di atas kepala mereka. Benar lebih tinggi bukan ? Lebih tinggi karena selalu dijunjung di atas kepala.

T = Kalu menurut dakoe nie kita harus lebih honest melihat kenyataan. Kita harus berani ngomong kalu penerapan agama itu tidak bisa membaikkan moralitas manusia. Setuju Gak ?

J = Setuju.

Indonesia ini bukan kekurangan agama melainkan kelebihan. Agama di Indonesia sudah overdosis sehingga manusia menjadi keracunan. Kita terbelenggu oleh cara berpikir mereka yg hidup sebelum kita dan sumpah mati bahwa benar ada Allah yg memberikan kitab suci melalui Jibril, bahwa ada syariat yg harus diikuti kalau mau masuk ke dalam Surga. Ini semuanya pembodohan massal dan tidak membawa perbaikan moral. Yg ada justru pembusukan moral. Di mulut bilang demi Allah, tetapi tetap korupsi juga. Allah is semacam jajanan di Indonesia. Setiap orang bisa beli di warung dan menggunakannya. Just say it: demi Allah. Very easy.

T = Yang baik itu kalu orang sudah berkesadaran. Apapun kendaraan agama mereka kalu orangnya pingsan terhadap maksud dari dilahirkannya agama itu sendiri... yaa sama juga bo’ong.

J = That's what I have been saying until now. Kesadaran,... itu yg penting. Kita semua memiliki kesadaran yg bisa dipakai untuk berpikir. Agama itu buatan manusia, bisa kita ubah. Alalh saja bisa kita bikin, kenapa tidak bisa kita ubah ?

Yg membikin dan mengubah Allah adalah kita sendiri. You, me, and everybody else. The problem is, ada yg sudah sadar bahwa kita sendirilah yg membuat Allah, dan ada yg bilang bahwa Allah yg membuat dirinya. Pedahal sebenarnya kitalah yg membuat Allah. Kita konsepsikan ada Allah yg menciptakan alam semesta dan segala isinya. Konsep itu dari kita, kita yg buat. Lalu kita bilang bahwa the Allah menurunkan syariat untuk dijalankan dengan susah payah oleh manusia supaya masuk Surga. Pedahal the syariat itu juga kita sendiri yg buat. Kita yg bilang seperti itu.

T = Topografi agama di Indonesia itu harus dilihat jelas ya khan. Meby kalu dikatakan gagal 100%, musti banyak yang ga terima. Tetapi meby kalu kita bisa liat indikator dari moralitasnya... yaah we can see ourselves-lah, Indonesia urutan ke berapa soal korupsi dari negara-negara di dunia ?

J = Indonesia termasuk ranking teratas sebagai negara terkorup di dunia. Mungkin urutan ketiga atau keempat, I'm not sure. Dan itu atas ridho Allah.

T = Departemen Agama urutan ke berapa soal korupsi di Indonesia tercinta kita ini… nah itulah indikatornya.

J = Departemen Agama sangat tersohor sebagai salah satu departemen terkorup di Indonesia, kalau bukan yg terkorup. Dan itu atas ridho Allah juga.

T = So, meby penerapan agama itu gagal 85-90% , yang 10 % itu buat orang-orang yang bermoral baik setelah beragama. Bagaimanapun, mau tidak mau, tidak bisa lepas dari Islam yang menjadi sorotan, karena mayoritasnya beragama Islam getho loh…

J = Kalau saya pura-pura bodoh, maka saya akan selalu menyalahkan para oknum. Yg salah oknumnya dan agamanya tetap benar. Kalau saya mau jujur, maka saya akan bilang bahwa ini semua disebabkan oleh terlalu banyaknya dosis agama di Indonesia.

T = Harusnya MUI itu lebih mementingkan kategori korupsi. Mana yang masih halal dan mana yang sudah haram, termasuk juga fee / komisi yang halal dan komisi yang haram, daripada hal-hal yang ga krusial diurusin ya khan ?

J = Bagi MUI hukumnya haram untuk bilang bahwa korupsi haram. Kalau korupsi diharamkan, maka pemasukan lembaga-lembaga agama akan berkurang. Don't you know bahwa setiap koruptor pasti akan menyumbang lembaga agama as well as anak yatim ? Korupsi yg disumbangkan sebagian demi agama akan bisa menyogok Allah sehingga mau menerima sang koruptor di sisinya kalo mati nanti.

T = So, kalu menyangkut organisasi apalagi, well cuman ada tiga kepentingan or trinitas dalam orang berorganisasi: politik / kekuasaan, agama, dan sosial – ekonomi. Itu juga menurutku dah jauh dari hakekat kebebasan sebagai manusia. Mereka jadi terikat dengan peraturan organisasi. Dan apalagi mau disetir oleh kepentingan individu yang punya hajat mendirikan organisasi itu sendiri. Koq mau yak ?

J = Mau ajalah. Selama ribuan tahun agama telah membuktikan dirinya sebagai penggalang dana dan tenaga yg paling unggul. Tidak terhitung banyaknya manusia yg mau disetir oleh agama. Mau melakukan apa saja karena dijanjikan Surga.

Untungnya masyarakat maju sudah meninggalkan agama. Agama Nasrani boleh bilang sudah ditinggalkan di negara-negara maju di Eropa Barat, Amerika Utara dan Australia. Yg penting bagi mereka bukanlah agama melainkan pemerintahan bersih, keadilan sosial, hak azasi manusia,... termasuk di sini kebebasan berekspressi, kebebasan beragama, kesetaraan gender dan kesempatan sama bagi semua manusia tanpa diskriminasi.

Kita di Indonesia masih ketinggalan jauh.


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia .

0 Comments:

Post a Comment