Kumpulan berita ini juga disajikan di website http://umarsaid.free.fr


Balipost, 19 Agustus 2009
Tommy Incar Ketua Umum Golkar

Bursa calon ketua umum Partai Golkar makin ramai. Menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Golkar 4-7 Oktober mendatang, nama Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto tiba-tiba muncul meramaikan bursa calon ketua umum Golkar.

Putra bungsu mantan Presiden Soeharto (alm) ini mengaku siap tampil kembali ke kancah perpolitikan nasional setelah hampir sepuluh tahun dia tinggalkan. ''Target saya memang harus tinggi, termasuk dalam dunia politik. Sekarang saat yang tepat bagi saya untuk menekuni kembali politik selain bisnis,'' kata Tommy, Selasa (18/8) kemarin.

Salah satu pertimbangan yang makin memantapkan tekadnya untuk maju, karena dia merasa memiliki tanggung jawab moral terhadap partai yang dilahirkan dan dibesarkan oleh ayahnya. ''Saya belum pernah melepas kartu keanggotaan Golkar. Karena itu, sebagai kader, saya berhak mencalonkan diri sebagai ketua umum. Target saya memang harus tinggi, termasuk dalam dunia politik,'' kata Tommy.

Dalam kiprahnya, Tommy pernah menjadi anggota MPR dari Fraksi Karya Pembangunan (F-KP) tahun 1993-1998 yang kini berubah menjadi Fraksi Partai Golkar. Kesiapannya itu juga dilandasi ada komunikasi yang terus-menerus dilakukan dengan kalangan elite Golkar, walaupun selama sepuluh tahun terakhir tidak terlalu aktif beraktivitas di partai.

Menurut Tommy, target kursi ketua umum merupakan target tertinggi, kalaupun target itu tidak bisa tercapai maka dirinya tidak akan memaksakan jabatan elite tersebut. ''Kalau tidak, bisa negosiasi. Bukankah politik itu bagian dari negosiasi dan kompromi. Bisa saja saya memperkuat di barisan pengurus pusat,'' ujarnya.

Calon ketua umum Golkar Aburizal Bakrie mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada daerah-daerah tentang peluang Tommy maju sebagai calon ketua umum Golkar. Mengenai figur Tommy, Ical mengaku tidak tahu apakah Tommy memenuhi syarat sebagai calon ketua umum Golkar. ''Yang jelas, dari dulu beliau kader Golkar,'' tegasnya.

Calon ketua umum lainnya, Yuddy Chrisnandi, menyambut gembira rencana masuknya Tommy Soeharto dalam bursa. Namun, Yuddy mengingatkan ada tata cara dan syarat pencalonan sebagai ketua umum Golkar. Aturan syarat calon ketua umum Golkar sudah diatur dalam AD/ART bahwa untuk menjadi ketua umum minimal harus menjabat satu periode kepengurusan. Selain itu, saat ini tokoh dan kader Golkar menginginkan agar ketua umum Golkar harus mengikuti jenjang pengkaderan yang benar.

Sementara itu, Ketua Bidang OKK DPP Golkar Syamsul Mu'arif menyatakan bahwa Golkar terbuka untuk semua kandidat ketua umum, termasuk Tommy Soeharto. ''Golkar partai yang terbuka. Tetapi tetap harus memenuhi persyaratan dan prosedur yang ada,'' ujarnya.

Persyaratan itu antara lain keanggotaan selama 10 tahun, pernah jadi pengurus pada tingkat DPP atau DPD I selama satu periode. Dari segi prosedural, akan ada tim verifikasi yang akan melihat apakah calon ketua umum memenuhi persyaratan. (010/kmb4)

* * *
Mengapa Tommy Soeharto Kembali ke Panggung Politik?


Rabu, 19 Agustus 2009


JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sempat tenggelam karena pemberitaan terorisme, kancah politik nasional kembali menggeliat ketika putra bungsu mantan presiden (alm) Soeharto, Hutomo Mandala Putra, alias Tommy Soeharto, Selasa (18/8) kemarin menyatakan kesiapannya bertarung memperebutkan kursi ketua umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional Partai Golkar di Pekanbaru, 4-7 Oktober mendatang.


Aktivis sekaligus pengamat politik Fadjroel Rahman menilai, niat Tommy untuk kembali berkiprah di panggung politik bukanlah tanpa sebab. "Cendana ketakutan. Setelah SBY, siapa lagi yang akan melindungi mereka. Setelah tahun 2014, tidak ada lagi partai yang melindungi keluarga Cendana," ujar Fadjroel kepadaKompas.com, Selasa malam, di sela-sela acara peluncuran buku di Jakarta.
Dengan menjadi ketua partai, seseorang memang memiliki kesempatan yang besar untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden. Fadjroel mengatakan, hingga saat ini upaya membongkar dugaan kasus korupsi terhadap kekayaan keluarga Cendana berjalan di tempat.


Sejak presiden kedua tersebut lengser, pemerintahan-pemerintahan berikutnya tidak ada yang berhasil menyentuh sepeser pun harta kekayaan keluarga Cendana. Padahal, mengutip laporan Stolen Assets Recovery Initiative, Fadjroel mengatakan, jumlah kekayaan alm Soeharto mencapai sekitar Rp 600 triliun.


Jika terpilih menjadi ketua umum, lanjut Fadjroel, hal ini merupakan kemunduran bagi partai berlambang pohon beringin tersebut. Upaya Partai Golkar untuk menutupi dosa Orde Baru, yang identik dengan Soeharto, seperti pelanggaran hak asasi manusia, serta korupsi, kolusi, dan nepotisme, menjadi sia-sia.
Lantas, melihat bursa calon ketua, seberapa besar Tommy memenangi pertarungan memperebutkan kursi ketua umum Partai Golkar?


"Jika dia memainkan uangnya, peluangnya sangat besar. Pasalnya, Partai Golkar bukanlah partai yang mempunyai ideologi," tuntas Fadjroel. Sebelumnya, kemarin, Tommy mengatakan, "Sekarang saat yang tepat bagi saya untuk kembali ke politik, selain bisnis."
Menanggapi hal ini, calon ketua umum Yuddy Chrisnandy, yang juga ketua DPP bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (OKK), mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa Partai Golkar tidak kekurangan kader-kader yang baik. Selain Yuddy, nama-nama yang turut meramaikan bursa calon ketua adalah Ketua Dewan Penasehat Surya Paloh dan anggota Dewan Penasehat Aburizal "Ical" Bakrie.

* * *
Fadel: Tommy Nekat!


Rabu, 19 Agustus 2009


JAKARTA, KOMPAS.com — Keinginan putra mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, kembali ke panggung politik, mengejutkan kalangan politisi. Trah Cendana selama ini seakan tenggelam dalam hiruk pikuk dunia politik sejak Soeharto lengser tahun 1998 lalu.


Politisi Golkar yang juga Ketua DPD Golkar Gorontalo, Fadel Mohammad, mengaku tak kalah terkejut dengan keinginan Tommy. Apalagi, Tommy menyatakan keinginan bertarung merebut kursi Ketua Umum Partai Golkar. Tak hanya terkejut, langkah Tommy dinilai nekat oleh Fadel.


"Surprise, sangat surprise, di luar dugaan saya. Tiba-tiba beliau (Tommy) bikin pernyataan. Nekat ini, luar biasa," kata Gubernur Gorontalo ini seusai mengikuti pidato Presiden SBY di Sidang Paripurna DPD, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/8).
Meski demikian, ia mengaku belum mendapatkan konfirmasi kebenaran atas keinginan Tommy tersebut. Kabar itu baru diperolehnya dari pemberitaan media. Sebagai pendukung Aburizal Bakrie (Ical), Fadel menilai Ical merupakan sosok yang tepat untuk memimpin Golkar lima tahun ke depan.


"Tapi ini tantangan besar untuk Ical, jangan main-main juga. Menurut feeling politik saya, Pak Ical dan Pak Paloh (Surya Paloh) lebih kuat," kata Fadel.



* * *

Suara Pembaruan 19 Agustus 2009
Pangeran Cendana Diganjal

Niat Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto bertarung merebut kursi Ketua Umum Partai Golkar periode 2009-2014 menimbulkan gonjang-ganjing di internal Golkar. "Tommy berasal dari keluarga Cendana yang tentunya identik dengan keluarga yang membesarkan Golkar.

Dia merupakan darah segar karena memiliki dana yang tak terbatas. Dan, untuk kelompok-kelompok pragmatis dalam Golkar yang lebih mementingkan transaksi dan uang, tentunya hal ini akan menjadi isu yang sangat menarik," ujar politisi senior Golkar kepada SP di Jakarta, Rabu (19/8).

Namun, lanjutnya, Tommy juga memiliki beberapa kelemahan yang tidak sesuai dengan konstitusi partai. Beberapa persyaratan internal mengenai pengaderan, pengalaman di kepengurusan pusat, daerah, dan ormas pendukung serta bebas dari ancaman hukuman maksimal 5 tahun akan mengganjal pencalonan Tommy.

"Jika kita memilih konsisten dengan konstitusi tentunya kader dan simpatisan Golkar harus melawan habis kecenderungan pragmatis yang hanya fokus pada uang dan transaksi-transaksi," tegasnya.

Salah seorang Ketua DPP Golkar menambahkan, kalau Tommy mau bergabung dengan menjadi anggota atau salah satu pengurus pusat Golkar, tentunya akan diapresiasi dengan baik. "Namun, kalau dia nekat menjadi ketua umum, tentunya mekanisme internal Golkar akan mengganjalnya," katanya.

Dua kandidat kuat lainnya, Aburizal Bakrie dan Surya Paloh dikabarkan sempat ketar-ketir dengan kemunculan Tommy. Tapi, keduanya menjadi nyaman setelah mendapat masukan bahwa mekanisme internal bisa digunakan untuk mengganjal langkah sang Pangeran Cendana menuju puncak beringin. [EMS/W-8]



* * *
Tommy Soeharto Bukan Lawan Remeh


Rakyat Merdeka, 19 Agustus 2009,

Jakarta, RMOL. Kubu Aburizal Bakrie (Ical) nampaknya tidak ingin menganggap Tommy Soeharto yang akan maju sebagai kandidat Ketua Umum Golkar pada Munas Oktober nanti sebagai lawan yang remeh.

Meski begitu, sebagai pendukung Ical, Ketua DPP Partai Golkar Gorontalo, Fadel Muhammad menilai Tommy tak akan mudah mengalahkan Ical dan Surya Paloh yang saat ini menjadi kandidat ketum Golkar terkuat. Pasalnya, putra bungsu mantan presiden Soeharto itu harus berhadapan dengan persyaratan menjadi ketum partai beringin.

“Ini tantangan besar untuk Ical, jangan main-main juga. Tapi feelingpolitik saya, Pak Ical dan Pak Paloh lebih kuat, karena mereka punyatrack record di organisasi” ujar Gubernur Gorontalo ini, di Jakarta, Rabu (19/8).

Sebelumnya, dalam jumpa pers di gedung Granadi Jakarta, kemarin (18/8), Tommy menyatakan setelah sepuluh tahun absen dari ranah politik, saat ini waktu yang tepat bagi dirinya untuk kembali lagi ke Golkar. Dalam kesempatan itu, Tommy juga menyatakan siap merebut kursi ketum Golkar menggantikan Jusuf Kalla. [wid]



* * *
Hadapi Tommy Soeharto, Ical Ibaratkan Main Tenis

Selasa, 18 Agustus 2009


TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie alias Ical siap bertarung melawan Hutomo Mandala Putra dalam memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Golkar. "Pertarungan itu ibaratnya bermain tenis, menang dan kalah hal biasa," ujar Ica, Selasa (18/8).
Aburizal dan Tommy Soeharto, panggilan anak kandung Presiden Soeharto itu, merupakan dua dari lima orang yang bakal maju untuk memimpin partai warisan Orde Baru itu. Tiga nama lainnya adalah Surya Paloh, Yuddy Chrisnandy, dan Ferry Mursidam Baldan.


Menurut Aburizal, Tommy memang punya kesempatan untuk bersaing menjadi orang nomor satu di partai berlambang beringin. Ia tak melihat kemunculan bekas narapidana 15 tahun kasus pembunuhan Hakim Agung Syafruddin Kartasasmita tersebut akan mengembalikan Golkar seperti era Orde Baru. "Saya tidak tahu itu," ujarnya.
Tokoh senior Partai Golkar, Oetoyo Oesman, mengingatkan Partai Golkar di masa mendatang jangan sampai dipimpin oleh orang yang memiliki rekam jejak pernah mencederai hati rakyat. "Saya tidak bicara orang per orang. Kami bicara kriteria. Pemimpin Golkar nantinya janganlah orang yang pernah mencederai kebijaksanaan untuk mensejahterakan rakyat," katanya Oetoyo disela seminar bertajuk Golkar Bangkit di Hotel Sultan.


Dia menegaskan, rekam jejak yang bersih penting dimiliki oleh pemimpin partai. Apalagi citra Golkar yang mendapat julukan partai orang-orang oportunis dan pragmatis. "Pemimpin Golkar kelak harus mampu mengubah citra itu," katanya. "Golkar harus yang dekat dengan rakyat."


Partai Golkar akan menggelar musyawarah nasional 4 hingga 7 Oktober mendatang. Musyawarah yang digelar di Pekanbaru, Riau, agenda utamanya memilih ketua umum menggantikan Jusuf Kalla, yang tak lagi berminat memimpin Golkar.
Tommy Soeharto sempat dipertanyakan hasratnya mau memegang kendali Golkar. Dalam jumpa pers siang tadi, ia mengatakan dengan kondisi bangsa Indonesia nyang terancam pecah. Tommy menyebutkan bukti Negara Kesatuan RI dalam turbin perpecahan, yaitu lepasnya Timor Timur dan hilangnya dua pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan pemerintahan Kerajaan Malaysia.


Ketua Partai Golkar Bidang Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi, Syamsul Mu'arif mengatakan, calon ketua umum harus mengikuti syarat dan prosedur sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Salah satu aturan itu mengharuskan calon ketua mesti sudah masuk keanggotaan partai minimal 10 tahun dan menjadi pengurus atau satu tingkat ke bawah.
Setelah memenuhi itu akan dibawa ke tim verifikasi. "Kemudian tim munas akan menyeleksi, kalau lolos ditetapkan calon sementara," katanya. Nanti calon itu harus mendapatkan dukungan 1/3 dari hak suara di arena munas. Dalam Musayawarah Nasional 2004 itu ada sekitar 150 suara sah dari daerah tingkat I, daerah tingkat II dan ormas pendukung sebagai calon tetap untuk dipilih.

Menurut Syamsul, semua kader memiliki hak maju asal memenuhi syarat. "Golkar terbuka. Tommy menyatakan tidak pernah keluar dari Golkar tapi apakah sudah 10 tahun," katanya.

* * *
Tommy Soeharto Calonkan Diri Jadi Ketua Umum Golkar

18 Agustus 2009


JAKARTA, KOMPAS.com — Putra almarhum mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra, akan kembali masuk dunia politik dengan meramaikan bursa Ketua Umum DPP Partai Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Pekanbaru (Riau), 4-7 Oktober 2009.

"Sekarang saat yang tepat bagi saya untuk kembali ke politik, selain bisnis," kata Hutomo Mandala Putra atau yang lebih dikenal publik dengan nama Tommy Soeharto kepada pers di Jakarta, Selasa (18/8).

Dengan kesiapan Tommy masuk bursa ketua umum, maka persaingan merebut kursi kepemimpinan di Partai Golkar akan lebih sengit. Munas akan mengganti Ketua Umum Partai Golkar saat ini, Jusuf Kalla.

Empat tokoh Golkar sudah lebih dahulu menyatakan kesiapan untuk menggantikan JK dan sudah menggalang kekuatan ke daerah, yaitu Ketua Dewan Penasihat Surya Paloh, anggota Dewan Penasihat Aburizal Bakrie, dan Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi (OKK) DPP Partai Golkar Yuddy Chrisnandy serta fungsionaris Partai Golkar Ferry Mursyidan Baldan.

Tommy menyatakan, dirinya berpeluang menjadi pimpinan Partai Golkar, apalagi selama ini tidak pernah keluar dari Golkar dan sampai saat ini masih menjadi anggota partai ini. Ia mengaku belum pernah melepas kartu keanggotaan Partai Golkar. Karena itu, sebagai kader, dia berhak mencalonkan diri sebagai ketua umum partai. "Target saya memang harus tinggi, termasuk dalam dunia politik," katanya.

Menurutnya, setelah absen selama 10 tahun dari dunia politik, maka dirinya merasa terpanggil untuk kembali lagi ke Golkar. Golkar merupakan partai yang tepat dan paling cocok dengan panggilan jiwanya.

Tanggung jawab moral


Tommy juga mengaku punya tanggung jawab moral terhadap partai yang dilahirkan dan dibesarkan oleh ayahnya ini. Apalagi Tommy pernah menjadi anggota MPR dari Fraksi Karya Pembangunan (FKP) tahun 1993-1998. "Sampai saat ini saya masih anggota Partai Golkar dan punya kartu tanda anggota (KTA)," katanya.

Pengusaha dan politisi kelahiran 15 Juli 1962 ini mengatakan, kesiapannya menjadi pimpinan Partai Golkar bukan hanya karena tidak pernah melepas keanggotaan partai, melainkan juga komunikasi yang terus-menerus dengan kalangan elite Golkar walaupun selama 10 tahun terakhir tidak terlalu aktif beraktivitas di partai.

Tommy mengungkapkan, sudah lama didekati elite Golkar untuk aktif kembali membesarkan partai. Terakhir Satuan Karya (Satkar) Ulama DKI, sayap keagamaan Partai Golkar yang dipimpin Asraf Ali mengusulkan agar Munas Golkar memilih Tommy sebagai ketua umum.

Silaturahim itu dilanjutkan dengan pendekatan oleh Ketua Partai Golkar DKI Jakarta Ade Surapriatna. Komunikasi dan lobi intensif juga sering dilakukan dan makin intensif seiring dengan mendekatnya waktu pelaksanaan munas.

Tommy yang masih memimpin grup bisnis PT Humpuss juga mengungkapkan prihatin atas situasi dan perkembangan bangsa akhir-akhir ini yang terancam perpecahan karena berbagai faktor, termasuk campur tangan asing dalam banyak bidang.

Ketika ditanya mengenai sikapnya jika dalam perebutan kursi ketua umum di munas mengalami kegagalan, Tommy mengaku akan tetap berjuang merebut posisi tertinggi. "Kalau tidak, bisa negosiasi. Bukankah politik itu bagian dari negosiasi dan kompromi. Bisa saja saya memperkuat di barisan pengurus pusat atau DPP," katanya.


* * *
Tommy Soeharto Terganjal AD/ART Golkar


Selasa, 18 Agustus 2009


JAKARTA, KOMPAS.com — Pencalonan Tommy Soeharto dalam bursa pencalonan ketua umum Partai Golkar bakal terganjal aturan partai. AD/ART Partai Golkar selama ini mengatur bahwa calon ketum Golkar paling tidak pernah menjabat dalam satu periode kepengurusan Golkar. Sementara Tommy, meski anggota, tak pernah menjabat sebagai pengurus harian.

Calon ketua umum Golkar, Yuddy Chrisnandi, mengatakan, Tommy dapat melenggang terus menuju Munas jika persyaratan dalam AD/ART tersebut diubah. "Saya tak bisa komentar banyak, tapi kita harus kembali kepada aturan-aturan dasar. Kita tak dapat menghalangi siapa pun yang mau maju menjadi calon ketum. Tapi, kita kan enggak mau, begitu ada yang masuk, langsung diubah," ujar Yuddy di sela-sela Seminar Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) bertajuk "Golkar Bangkit" di Hotel Sultan, Selasa (18/8).

Meski demikian, dia menyambut baik munculnya Tommy Soeharto dalam bursa calon ketum Golkar periode 2009-2014. Menurutnya, ini membuktikan Golkar tak kekurangan kader-kader yang baik. "Kalau saya menyambut gembira kalau ada nama-nama baru. Dari sisi kepentingan, Golkar tidak kekurangan kader. Tinggal pertimbangan tata cara dan persyaratan pencalonan," tuturnya.

* * *

0 Comments:

Post a Comment