T = Maaf Mas Leo,
Saya ingin sedikit berbagi tentang kisah mimpi yg sering membuat pikiran saya terasa ganjil sampai sekarang. Saya remaja umur 17 tahun sekarang dan mimpi ini saya dapat sekitar dua tahun yg lalu.
J = Dua tahun lalu ketika anda berusia 15 tahun, mimpinya bagaimana ?
T = Gambaran mimpi itu memperlihatkan saya suatu hal yg tidak biasa, jadi saya melihat berjuta macam orang dari berbagai kalangan datang berkerumun dan menyembah seseorang yg sedang duduk di sebuah altar megah. Saya melihat seolah ia memliki figur tak baik.
J = Apa yg anda lihat di mimpi itu merupakan simbol dari semua hal yg duduk di altar dan disembah. Kalau sudah disembah, maka jelas tidak baik. Dan yg disembah itu adalah agama-agama. Simbolnya berupa orang yg duduk di atas altar megah dan disembah oleh jutaan orang. Dalam realita, yg disembah adalah agama. Semua agama melakukan penyembahan terhadap agama mereka sendiri bukan ?
Bisa juga diartikan sebagai orang-orang yg membabi buta mengikuti seorang pemimpin yg menjagokan suatu ide tertentu, misalnya ide tentang kerakyatan, ide tentang keadilan, dsb. Dan hal itu disembah secara membabi buta oleh jutaan orang karena mereka tidak bisa melepaskan diri.
Jutaan orang itu harus mengikuti arus dan melakukan penyembahan terus menerus, baik terhadap agama maupun ide yg fungsinya seperti agama.
Agama dan ide yg disembah adalah Tuhan bagi jutaan orang itu, walaupun secara formal jelas orang-orang itu akan mengaku menyembah Allah Ta'alla. Allah sendiri bahkan tidak memiliki tempat di atas altar penyembahan itu karena Allah juga cuma merupakan ide belaka. Ide tentang Allah. Dan orang-orang sulit melepaskan diri dari lingkaran setan seperti itu sampai sekarang.
T = Di sisi lain saya melihat terdapat kerumunan orang menanti seorang pemimpin terpilih yg menihilkan kebenaran, orang tepilih tersebut mengenakan pakaian gamis biru tua dan memakai ikat kepala berwarna biru yg sama.
J = Menihilkan kebenaran dilihat dari sisi yg mana ? Kalau dilihat dari sisi agama atau ideologi tertentu, mungkin saja orang itu akan dinilai sebagai menihilkan kebenaran, walaupun bisa juga dibilang sebagai membela kebenaran oleh agama atau ideologi lainnya.
Kalau dilihat dari sisi ide tertentu, misalnya ide kerakyatan, bisa saja pemimpin terpilih itu menihilkan kebenaran tentang kerakyatan. Tetapi, di sisi lain, orang-orang yg memilih pemimpin itu juga tahu bahwa mereka memang harus memilihnya.
Pemimpin itu dipilih karena alam bawah sadar di diri para pemilih tahu bahwa tidak ada yg bisa melepaskan mereka dari lingkaran setan menyembah agama dan ide belaka kecuali ada seorang pemimpin yg mau menihilkan "kebenaran" (dalam tanda kutip).
Menihilkan kebenaran bisa melalui berbagai cara.
Bisa dengan menjanjikan pemerintahan bersih, tetapi ternyata tetap saja tidak bersih, malahan semakin kotor. Bisa dengan menjanjikan masyarakat relijius, tetapi yg terjadi adalah masyarakat sekuler yg tak dapat terbendung. Bisa dengan menjanjikan pendidikan akhlak bercirikan ke Arab-Araban untuk siswa siswi sekolah di Indonesia, tetapi yg terjadi adalah menebalnya pluralisme atau kesetaraan berbagai pandangan hidup anggota masyarakat.
Dan pemimpin itu dipilih karena alam bawah sadar pemilihnya tahu bahwa tidak akan ada yg bisa melepaskan mereka dari lingkaran setan kecuali pemimpin yg bisa berkata A dan bertindak B. Bilang anti korupsi, tetapi ternyata pemerintahannya penuh dengan orang yg korupsi, bahkan di depan matanya sendiri. Dan kejelasan seperti itu akan menihilkan kebenaran bagi jutaan pemilihnya.
Karena kebenaran telah ternihilkan, akhirnya orang akan sadar bahwa apapun yg diucapkan seseorang tidak selalu harus dijadikan pegangan. Bahwa ternyata pemimpin politik bisa saja menjanjikan sesuatu yg kosong tetapi bilang isi.
Bilang ekonomi terkendali, tapi hutang luar negeri bertambah banyak berlipat-lipat dan harus dibayar oleh semua rakyat tanpa kecuali.
Bilang orang miskin dapat bantuan, tetapi itu amal zariah karena fasilitas diberikan kepada para pengusaha yg memberikannya dana kampanye.
Dan segalanya akan menjadi jelas di hadapan para pemilih pemimpin itu, yg di mimpi anda terlihat memakai pakaian gamis dan ikat kepala berwarna biru tua. Biru tua adalah warna SBY.
Secara simbolik, yg anda lihat dengan jelas di mimpi anda dua tahun lalu itu adalah SBY. Dalam konteks Indonesia, biru tua itu simbol dari SBY.
Apakah SBY akan menihilkan kebenaran ? Setahu saya sedikit banyak itu telah terjadi. Bukan akan, melainkan telah terjadi. Dan akan semakin jelas dalam beberapa tahun kemuka.
Tetapi yg memilihnya adalah kita-kita juga bukan ? Alam bawah sadar di diri kita yg membuat kita memilih SBY karena kita ingin melepaskan diri dari segala macam pemberhalaan.
Ketika SBY menihilkan kebenaran dengan bilang A dan ternyata buktinya B, maka mau tidak mau orang akan terpaksa menerima kenyataan bahwa apa yg mereka sembah selama ini hanya ide belaka. Bisa diputar balik. Bisa dinihilkan tanpa orangnya kehilangan apapun.
Akhirnya orang akan sadar bahwa yg penting segalanya berjalan terus, bahwa siapa saja berhak menjalankan apa yg ingin dijalankannya selama tidak mengganggu orang lain. Bahwa sekulerisme telah menjadi fakta. Bahwa pluralisme ada di mana-mana, baik kita pro maupun anti. Bahwa Indonesia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat konsumeris di seluruh dunia yg patokannya cuma:
1. Demokrasi Liberal
2. Perdagangan Bebas
3. Hak Azasi Manusia.
Mungkin cuma SBY yg bisa plintat plintut memenuhi tuntutan orang-orang beragama tetapi sebenarnya menjalankan kebijakannya sendiri untuk semakin mengokohkan ketiga hal di atas di bumi Indonesia. Dan akhirnya para pemilih akan merasa kebenaran mereka dinihilkan.
Mereka sendiri yg ingin kebenarannya dinihilkan bukan ? Alam bawah sadar di diri mereka yg menuntun mereka untuk memilih SBY.
T = Mungkin kalau saya bercerita pada orang lain seolah baginya hal yg tak perlu dipermasalahkan. Apalah artinya mimpi, tapi bagi saya hal ini tidak lumrah.
J = Lumrah saja, segalanya itu simbol saja. Yg penting interpretasinya seperti apa.
Saya sendiri pada akhir Ramadhan tahun lalu memprediksikan bahwa Prabowo yg "wanita" akan terpilih sebagai presiden Indonesia berikutnya.
Saya lihat, kalau diproyeksikan ke depan dari saat itu, maka Prabowo akan terpilih. Walaupun polling pengumpulan pendapat memperlihatkan SBY lebih unggul, prediksi saya tidak saya rubah, bahkan sampai saat ini karena saya ingin menjelaskan tentang hakekat dari proyeksi ke masa depan, bahwa ada banyak sekali dimensi yg harus diperhitungkan.
Kalau saya ambil satu dimensi dan proyeksikan itu ke masa depan, maka terlihat Prabowo yg wanita akan terpilih sebagai presiden. Dimensi yg saya lihat adalah dimensi ideal di mana para pemilih akan mau mengambil resiko untuk mewujudkan ide mereka tentang kerakyatan, nasionalisme, dan finally tentang Satrio Piningit yg tetap masih kental di dalam masyarakat budaya Jawa.
Pada pihak lain, karena alam bawah sadar kita saling terkait, maka komunikasi terus menerus tetap terjadi, antara jutaan pemilih dan para pemimpin itu. Ternyata mayoritas alam bawah sadar pemilih akhirnya memutuskan untuk mengambil jalan yg mungkin paling bisa memberikan mereka pelajaran tentang bagaimana harus berubah.
Kalau Prabowo yg dipilih, maka kebenaran yg dipegang akan tetap dipegang, dan kita tidak akan belajar apapun. Kalau SBY yg dipilih, maka apa yg tadinya kita pertahankan sebagai kebenaran akhirnya akan tergeser dengan sendirinya, akan ternihilkan.
Kita akan pragmatik dan akhirnya bisa menerima bahwa apapun pandangan orang selalu akan valid bagi orangnya sendiri, dan bahwa kita telah masuk dalam jaring-jaring peradaban dunia post modern di mana cuma yg universal saja yg bisa dijalankan melalui kebijakan publik.
Universalitas, Demokrasi Liberal, HAM, Perdagangan Bebas. Liberalisme sebebas-bebasnya dimungkinkan oleh platform SBY walaupun dia tidak mengucapkan hal itu secara eksplisit. SBY seolah-olah konservatif sekali, pedahal dia mendukung integrasi Indonesia dalam jaring-jaring konsumerisme dunia. Itu contoh satu penihilan kebenaran bagi mereka yg mengira memilih seorang pemimpin yg nasionalis, relijius, dan berorientasi pada rakyat kecil.
Saya lihat SBY paling internasionalis, universal, dan bisa menihilkan banyak kebenaran atau belief systems yg sudah tidak relevan lagi bagi masyarakat Indonesia. Tetapi caranya dengan bilang ya kepada tekanan-tekanan kelompok konservatif, tetapi bertindak mengikuti arah bergeraknya pasar. Menuju Pasar Bebas, Liberalisme, HAM.
Ini semua penihilan kebenaran yg akan dialami oleh banyak dari kita.
T = Maaf ya mas, semoga tulisan saya tidak mengganggu.
J = Tidak, tidak mengganggu. Saya suka anak umur 17 taon.
+
Leo @ Komunitas Spiritual Indonesia
.
leonardo_rimba@yahoo.com