SOS Pemanasan Global : Melampaui Sistem Politik dan Ekonomi Hari Ini
Catatan dari pameran Komedi Putar (Seni Rupa Gasing) dengan garapan tema Politik dan Pemilu (juga kepedulian atas persoalan pemanasan global yang terselip diantara karya bertemakan politik-pemilu), diadakan oleh Bentara Budaya Jakarta tanggal 19-31 Mei 2009.
Mohon maaf untuk teror yang satu ini...
Bumi tua itu makin padat, panas, dan rusak. Mungkinkah bumi akan berhenti berputar seperti gasing yang berhenti berputar? Begitulah pesan yang ingin didesakkan Anggar Prasetyo dalam karya rupa gasingnya "Global Warming".
Keserakahan harus segera dihentikan. Neoliberalisme dan fundamentalisme pasar harus dipaksa lengser. Bumi cukup untuk semua orang tetapi tidak untuk keserakahan segelintir orang begitu kata Mahatma Gandhi.
Pilihan kita adalah langgengnya kehidupan bukan kematian berkelanjutan.
Adakah komedi putar pemilu dan politik yang mempermainkan dan menghina rakyat (artinya menghina ibu bumi, membunuh ibu kehidupan) akan terus dilanjutkan?
Barangkali jawabnya sederhana kembali ke akar dan keseimbangan. Seperti gasing yang dahulu hidup di dalam tradisi berbagai kelompok masyarakat di Nusantara. Bukan sekedar permainan tetapi yang utama adalah produk kebudayaan. Ia adalah penanda kesadaran kosmologi tentang pertanian, kesuburan tanah dan daya hidup matahari (reproduksi alam dan manusia).
Kita harus berpikir dan bertindak melampaui praktek politik kekuasaan (demi kekuasaan) dan praktek ekonomi (keserakahan demi akumulasi kekayaan segelintir orang sebagai kebajikan) hari ini? Maaf kata, kita harus melampaui komedi Capres dan Cawapres yang manggung hari ini!
Selengkapnya untuk karya-karya seni rupa gasing dan yoyo
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/komidi%20putar
baca juga artikel Herry Priyono terkait Indonesia di Bawah Ancaman Fundamentalisme Pasar dan Fundamentalisme Agama serta serial 29 artikel Neoliberalisme Memang Menjijikan. Silahkan kunjungi link-linknya di
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/lawan-neoliberalisme