
PENDAHULUAN
”Maulid Hijau” adalah sebuah kegiatan yang digagas dan diselenggarakan oleh masyarakat di sekitar Ranu Lemongan / Ranu Klakah yang ada di desa Tegalrandu kecamatan Klakah, kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Selain sebagai event kampanye untuk kegiatan penghijauan di Ranu Lemongan dan Gunung Lemongan, kegiatan ini juga diniatkan oleh masyarakat untuk dijadikan agenda wisata tahunan. Pada pidato pembukaan “Maulid Hijau” tahun 2007, Bupati Lumajang Bapak Drs. H. Achmad Fauzi menegaskan bahwa “Maulid Hijau” merupakan icon pariwisata Kabupaten Lumajang yang perlu dilestarikan dan perlu didukung oleh semua pihak agar dapat terus terselenggara dengan baik dari tahun ke tahun.
Nama “Maulid Hijau” merupakan singkatan dari kata Maulid Nabi dan Penghijauan. Format kegiatannya adalah penggabungan antara kegiatan pelestarian lingkungan dan seni budaya yang selama ini sebenarnya telah ada dan eksis serta berlangsung secara turun temurun di masyarakat Tegalrandu, seperti penghijauan di sekitar Ranu Lemongan, Gunung Lemongan pagelaran kesenian tradisional, kompetisi perlombaan tradisional serta upacara Selamatan Desa. Karena kegiatan tersebut dilaksanakan bertepatan dengan bulan dilahirkannya Nabi Mohammad SAW, maka seluruh kegiatan tersebut dirangkai dan dilaksanakan secara berurutan juga dengan Peringatan Maulid Nabi Mohammad SAW.
Penyelenggaraan ”Maulid Hijau 2010” kali ini merupakan penyelenggaraan yang kelima kalinya, setelah penyelenggaraan “Maulid Hijau” yang pertama pada tahun 2006. Dari empat kali penyelenggaraan, nampak jelas antusiasme masyarakat pun dari luar daerah terhadap kegiatan ini. Dan secara perlahan keberadaan objek wisata Ranu Lemongan mulai banyak diketahui dan dikunjungi oleh para wisatawan. Di luar capaian tersebut di atas, masyarakat di sekitar Ranu Lemongan juga mulai belajar tentang organisasi dan manajemen pengelolaan sebuah kegiatan melalui praktek langsung dalam event “Maulid Hijau” ini.
TENTANG RANU LEMONGAN / RANU KLAKAH
Ranu Lemongan merupakan salah satu Danau Vulkanik dari sekitar 30 Danau yang ada di sekitar Gunung Lemongan. Objek wisata ini berada di Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Danau ini seluas ± 22 hektar dengan kedalaman 30 meter. Secara geografis desa ini berada pada 113°16’18.64” bujur timur dan 7°59’08.02” lintang selatan dengan ketinggian ± 196 dpl dengan suhu rata-rata 25 °C.
Sebagai objek pariwisata, Ranu Lemongan memiliki segudang pesona estetika alam yang layak untuk dijual. Selain karena keindahannya, letaknyapun cukup strategis. Bagi wisatawan yang ingin melakukan perjalanan dari Surabaya ke Bali melalui jalur darat, Ranu Lemongan dapat menjadi alternatif persinggahan yang nyaman selain objek wisata Gunung Bromo. Jarak tempuh Ranu Lemongan ± 15 Km dari jantung kota Lumajang atau ± 30 km dari Probolinggo dan ± 130 Km dari Surabaya. Sayangnya, potensi pariwisata yang sangat indah nan anggun ini tak pernah tersentuh oleh tangan-tangan kreatif sehingga menjadi potensi yang bernilai strategis dan ekonomis untuk menjawab persoalan kemiskinan masyarakat yang ada di sekitarnya.
Di sekitar Ranu Lemongan ini bermukim penduduk sebanyak 4.564 jiwa atau 1.171 Kepala Keluarga yang sebagian besar berasal dari etnis Madura / pandalungan. Mayoritas masyarakat di sekitar Ranu Lemongan bermata pencaharian sebagai petani (47%) dan buruh (24%) dan tidak satupun yang berprofesi sebagai pengusaha dalam industri pariwisata.
MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan diselenggarakannya kegiatan “Maulid Hijau” ini adalah sebagai berikut :
1. Memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW;
2. Melestarikan tradisi dan adat istiadat lokal / kearifan lokal (local wishdom) yang ada di desa Tegalrandu;
3. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam bagi kelangsungan hidup manusia;
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan lingkungan di sekitar Ranu Lemongan dan Gunung Lemongan dengan cara menanam bersama-sama sebagai bagian dari gerakan internasional untuk menanggulangi terjadinya perubahan iklim (climate change) dan ancaman pemanasan global (global warming);
5. Memberikan ruang ekspresi bagi masyarakat untuk menampilkan kreatifitas dan produk-produk unggulan yang dimiliki oleh masyarakat;
6. Mendorong terciptanya penguatan ekonomi kerakyatan melalui sektor pariwisata;
7. Mempromosikan keberadaan Ranu Lemongan, Ranu Pakis, dan Ranu Bedali serta Gunung Lemongan sebagai objek wisata potensial yang dimiliki oleh Kabupaten Lumajang kepada masyarakat luas;
8. Mendukung program pemerintah untuk memajukan sektor pariwisata;
BENTUK KEGIATAN
1. Peringatan Maulid Nabi Mohammad SAW
Di dalam sejarah kebudayaan umat Islam, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai penyelenggaraannya pertama kali oleh Raja al-Muzhaffar Abu Sa’id al-Kukburi bin Zainuddin Ali bin Buktikin seorang penguasa di al-Irbil (suatu tempat di Iraq timur). Ada pula yang mengatakan bahwa yang mula-mula menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi tersebut adalah para khalifah dari Dinasti Fathimiyyah di Kairo. Yang pertama di antara mereka adalah al-Mu’jiz li Dinillah. Ada juga yang mengatakan bahwa orang pertama yang menyelenggarakan Maulid Nabi adalah Salahuddin al-Ayyubi. Dan ada pula yang berpendapat selain itu. Di Indonesia, Peringatan Maulid Nabi sudah menjadi acara resmi kenegaraan yang diperingati setiap tahun dan sudah ditetapkan sebagai hari libur nasional. Dalam merayakannya, masyarakat di Indonesia beragam bentuk dan caranya. Yang lazim dilakukan oleh kalangan Nahdliyyin adalah dengan bentuk pembacaan kitab Barzanji atau Diba’an dan dilanjutkan dengan ceramah agama dari seorang kyai. Di Yogjakarta, Maulid Nabi diperingati dengan upacara Grebek Maulid dan Sekatenan. Adapun peletak dasar penyelenggaraan kegiatan ini adalah Sunan Kalijogo.
Dalam “Maulid Hijau”, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diselenggarakan dalam bentuk kegiatan yang lazim ada di desa Tegalrandu, yaitu pembacaan barzanji dan bacaan-bacaan mulia lainnya atau yang diistilahkan dengan serakalan. Kemudian dilanjutkan dengan ceramah agama dan do’a bersama.
2. Penghijauan
Sejak pelaksanaan “Maulid Hijau” tahun 2006 sampai dengan 2008 kegiatan Penghijauan dilaksanakan di sekitar Ranu Lemongan saja. Namun karena saat ini di Ranu Lemongan sudah penuh tertanam aneka rupa pohon, maka untuk pelaksanaan “Maulid Hijau” selanjutnya kegiatan Penghijauan dilaksanakan di Gunung Lemongan.
Gunung Lemongan ini adalah jantung bagi sekitar 9 danau yang ada di sekitarnya termasuk juga Ranu Lemongan. Di Gunung Lemongan yang memiliki ketinggian 1676 dpl ini terdapat ± 6.000 hektar hutan lindung yang gundul akibat penebangan liar yang terjadi pada kurun waktu 1998 - 2002. Dampak dari penggundulan hutan ini, saat ini masyarakat di sekitar Gunung Lemongan mengalami krisis air bersih, karena banyaknya sumber mata air yang mati. Di Ranu Lemongan sendiri, dari sekitar 32 mata air yang ada, saat ini tinggal sekitar 4 mata air saja yang masih mengalirkan air.
Kegiatan penghijauan di Gunung Lemongan telah dimulai sejak tanggal 28 Desember 2008, dan selanjutnya dilaksanakan setiap hari minggu setiap musim penghujan. Untuk mengawal kegiatan penghijauan ini, pada tanggal 28 Desember 2008 tersebut masyarakat membentuk sebuah lembaga dengan nama “LASKAR HIJAU”, sebagai sebuah organisasi kerelawanan untuk melakukan konservasi secara aktif di Gunung Lemongan. Sampai akhir bulan Desember 2009, areal hutan lindung di Gunung Lemongan yang sudah berhasil ditanami oleh Laskar Hijau ini seluas ± 400 hektar. Adapun jenis tanaman yang banyak ditanam di Gunung Lemongan mayoritas adalah tanaman pohon buah-buahan. Hal ini dipilih sebagai strategi untuk meminimalisir terjadinya illegal logging. Karena dengan pohon buah, masyarakat di sekitar hutan cukup dengan memanen hasil buahnya saja guna memenuhi kebutuhan ekonominya tanpa harus menebang pohonnya. Selain pohon buah, ditanam juga beragam jenis pohon kayu dan bambu yang berfungsi untuk menjaga kelestarian mata air. Adapun kegiatan konservasi di Gunung Lemongan oleh Laskar Hijau ini ditargetkan bisa rampung dalam waktu 15-20 tahun kedepan.
3. Selamatan Adat Ranu Lemongan
Kegiatan Selamatan Adat Ranu Lemongan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang sudah berlangsung secara turun temurun di desa Tegalrandu. Kegiatan ini biasanya dilakukan dalam bentuk selamatan dan do’a bersama dengan para sesepuh desa sesuai dengan tradisi agama Islam, kemudian dilanjutkan dengan melarungkan semacam sesaji ke tengah Ranu Lemongan. Adapun sesaji yang dilarungkan di Ranu Lemongan tersebut berbentuk boneka kecil yang terbuat dari tepung terigu.
Konon menurut ceritanya, pada jaman dahulu di Ranu Lemongan terdapat seekor ular besar piaraan Dewi Rengganis yang oleh masyarakat sekitar dinamai “Ular Selancêng”. Ular ini terkenal sangat berbahaya dan sering mencelakai penduduk sekitar. Hingga pada suatu ketika datanglah Syeikh Maulana Ishak bersama teman karibnya Kyai Atmari dari Prajekan dalam perjalanannya untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa sampai di Ranu Lemongan. Mengetahui perihal seekor ular yang sangat berbahaya tersebut, Syeikh Maulana Ishak kemudian menanam pohon bunga Ashoka di pinggir Ranu Lemongan dan memberi makan ular tersebut dengan kue yang terbuat dari tepung yang dibentuk menyerupai boneka. Dan sejak saat itu, ular tersebut tidak pernah lagi mencelakai penduduk di sekitar Ranu Lemongan. Tradisi inilah yang oleh masyarakat di Ranu Lemongan terus dilestarikan sampai detik ini. Sampai saat ini, “Ular Selancêng” tersebut masih dipercaya ada oleh masyarakat di sana. Bahkan masih banyak saksi mata yang mengatakan pernah menjumpai dan bahkan pernah menyentuh ular tersebut. Adapun tentang kebenaran cerita ini, wallohu a’lam bisshowab.
4. Pasar Rakyat dan Pameran Seni Rupa
Pasar Rakyat ini bertujuan untuk memberikan ruang promosi bagi masyarakat untuk memperkenalkan produk-produk rakyat kepada publik sebagai sebuah potensi yang layak untuk dipasarkan lebih luas seperti handycraft, makanan, garment, teknologi tepat guna, dll. Selain itu Pasar Rakyat ditujukan untuk memberi ruang promosi maupun ekspresi bagi produk-produk dari luar Ranu Lemongan.
Selain Pasar Rakyat, akan diselenggarakan juga Pameran Seni Rupa dari para perupa di Kabupaten Lumajang dan dari beberapa daerah lain di luar Lumajang. Adapun karya seni yang akan dipamerkan adalah lukisan, patung dan seni instalasi. Pasar Rakyat dan Pameran Seni Rupa ini akan diselenggarakan selama tiga hari selama berlangsungnya kegiatan “Maulid Hijau 2010”.
5. Perlombaan Dan Pagelaran Seni
Untuk memberi ruang yang lebih luas lagi bagi partisipasi masyarakat dalam kegiatan “Maulid Hijau” selama ini, maka diselenggarakan pula beberapa jenis perlombaan tradisional yang selama ini telah tumbuh dan berkembang di masyarakat, seperti lomba rakit, lomba merpati lepas, dll.
Selain Perlombaan, akan juga diselenggarakan beberapa pagelaran kesenian rakyat. Ada banyak terdapat kesenian tradisional di desa Tegalrandu dan di kecamatan Klakah pada umumnya. Namun karena minimnya ruang apresiasi dan kuatnya tekanan budaya luar yang masuk melalui modernisasi, lambat laun kesenian tradisional tersebut mulai menghilang dan punah. Oleh Karena itu, melalui event “Maulid Hijau” ini diupayakan untuk menggali kembali kekayaan khazanah seni budaya tersebut agar supaya mampu eksis lagi. Salah satu kesenian yang akan ditampilkan dalam “Maulid Hijau” kali ini adalah Glipang, Jaran Kencak dan Reog.
6. Diskusi Publik
Diskusi Publik ini diselenggarakan oleh Perguruan Rakyat Merdeka bekerjasama dengan Forum Politisi dan Friedrich Naumann Stiftung sebagai ruang untuk belajar bersama, berbagi pengalaman, bertukar pikiran dan gagasan bagi masyarakat tentang hal-hal yang terkait dengan persoalan kekinian yang terjadi di masyarakat. Untuk kali ini, Diskusi Publik ini akan mengangkat tema tentang ”Kritisi terhadap UU Pemilu untuk Meminimalisir Bentuk-Bentuk Kecurangan Pemilu dan Terjadinya Konflik Horizontal”.
7. Jambore Scooter RAKABAVES
Dalam pelaksanaan “Maulid Hijau” kali ini akan diselenggarakan kembali Jambore Scooter dengan titel Ranu Lemongan Banjir Vespa (RALABAVES). Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan dari para Scooter Mania untuk turut serta meramaikan dan mensukseskan “Maulid Hijau” ini. Tujuan utama dari Jambore Scooter ini adalah membangun dan meneguhkan silaturrahmi antar pecinta sepeda motor scooter dengan masyarakat di Ranu Lemongan dan partisipan ”Maulid Hijau” lainnya. Dalam kegiatan Jambore ini terdapat berbagai acara yang dilaksanakan secara simultan pula dengan acara-acara ”Maulid Hijau” antara lain Konten Vespa, Rally Wisata Segitiga Ranu dan Pentas Musik Reagge.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Seluruh rangkaian kegiatan ini akan dilaksanakan secara simultan selama tiga hari berturut-turut, yakni pada :
Hari: Jum’at – Minggu
Tanggal: 14 - 16 Mei 2010
Tempat: Ranu Lemongan / Ranu Klakah, Desa Tegal Randu,
Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Propinsi Jawa Timur.
PENYELENGGARA
Kegiatan “Maulid Hijau 2010” ini diselenggarakan oleh Perguruan Rakyat Merdeka, didukung oleh Paguyuban Masyarakat Desa Tegalrandu, Sekolah Rakyat Merdeka, Semeru Scooter Club ’06 dan Laskar Hijau, dengan susunan kepanitian sebagai berikut:
(terlampir)
KONTAK PANITIA
*Sekretariat Panitia “Maulid Hijau 2010”
Jl. Linduboyo No. 139 Klakah 67356
Lumajang – Jawa Timur – Indonesia
Tlp./Fax. 0334-441101 Hp. 081 55 9000 37
E-mail : pansaka@gmail.com
*Rekening Bank
BANK JATIM Cabang Lumajang
No. Rekening : 0092359816
An. Panitia Maulid Hijau
AGENDA TENTATIVE
(terlampir)
PENUTUP
Dengan penyelenggaraan “Maulid Hijau” ini, diharapkan mampu untuk melestarikan kembali seni budaya dan kearifan lokal guna peningkatan pariwisata yang ada di desa Tegalrandu pada khususnya dan kabupaten Lumajang pada umumnya. Selain itu, diharapkan juga mampu meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk melestarikan lingkungan khususnya di Ranu Lemongan dan Gunung Lemongan. Kesemuanya ini pada akhirnya hanya akan bermuara pada satu tujuan utama, yaitu terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan berdaulat.
Cita-cita besar yang dimiliki oleh masyarakat di desa Tegalrandu ini, hanya akan dapat terwujud dengan baik jika ada dukungan dari semua pihak untuk mensukseskan penyelenggaraan kegiatan ini. Oleh karena itu, melalui proposal yang sangat sederhana ini, kami sangat mengharapkan segala bentuk partisipasi dan dukungan dari semua pihak. Semoga cita-cita luhur ini dapat terwujud dengan baik.
"Kalau kita harapkan tabib dari luar, kita menunggu orang yang tidak akan datang,
Yang sanggup mengobatinya banyak atau sedikit ialah rakyat kita sendiri.
Dan pokok segala usaha ialah kemauan yang tetap.
Kemauan itulah yang harus kita bangkitkan.
Itulah dasarnya self help yang senantiasa menjadi buah bibir kita.
Rakyat kita sebagian besar adalah rakyat yang kena sugesti (pukau) ketidakmampuan. Pukul dan bunuh sugesti itu dengan propaganda dan contoh"
(Hatta, 1933).
Check Lokasi Via Google Earth:
Latitude: 7°59'14.71"S -
Longitude: 113°16'7.17"E
(Fly To: 7°59'14.71"S, 113°16'7.17"E)
TOR bisa didownload DISINI