main |
sidebar
URL:
Kinerja Guru Rendah
Produktivitas Tinggi Saat Mengikuti Sertifikasi
Rabu, 7 Oktober 2009 | 02:42 WIB
Jakarta, Kompas - Kinerja guru yang sudah lolos sertifikasi masih belum memuaskan. Motivasi kerja yang tinggi justru ditunjukkan oleh guru-guru di berbagai jenjang pendidikan yang belum lolos sertifikasi, dengan harapan segera mendapat sertifikasi berikut uang tunjangan profesi.
Demikian temuan sementara dari hasil survei yang dilakukan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengenai dampak sertifikasi profesi guru terhadap kinerja guru. ”Kami baru mengolah data 16 dari 28 provinsi yang diteliti. Hasilnya ternyata kurang memuaskan. Padahal, kami berharap, sertifikasi bisa meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru,” kata Unifah Rosyidi, Ketua Pengurus Besar PGRI saat halalbihalal PGRI di Jakarta, Selasa (6/10).
Menurut Unifah, peningkatan kinerja yang diharapkan dari guru yang sudah bersertifikasi, seperti perubahan pola kerja, motivasi kerja, pembelajaran, atau peningkatan diri, dinilai masih tetap sama. ”Guru-guru yang sudah lolos sertifikasi sudah mulai enggan mengikuti seminar atau pelatihan untuk peningkatan kualitas diri,” kata Unifah yang pernah menjadi Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Independen mewakili PGRI.
Untuk menjaga mutu guru yang sudah lolos sertifikasi, Unifah menegaskan, perlu ada pola pembinaan yang terpadu dan berkelanjutan bagi para guru.
”Tidak perlu sampai mengancam tunjangan profesi ditangguhkan karena kesejahteraan guru juga masih harus ditingkatkan,” ujarnya.
Menjadi teladan
Ketua Umum PB PGRI Sulistiyo mengingatkan, pendidikan berkualitas membutuhkan guru yang berkualitas. Profesi sebagai guru mesti bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan kehidupan yang memadai agar kinerja guru tidak terganggu oleh faktor-faktor ekonomi.
”Para guru mesti terus membangun citra guru, mulai dengan bekerja sungguh-sungguh, meningkatkan kualitas diri, dan menjadi teladan,” kata Sulistiyo.
Berkaitan dengan peringatan Hari Guru Sedunia, pimpinan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unesco) serta organisasi lain menyerukan perlunya pendekatan-pendekatan baru dalam pembelajaran, berpikir inovatif, dan pengakuan pada pengetahuan spesifik tentang lingkungan, kesehatan, dan promosi nilai-nilai sikap dan etika. (ELN)
0 Comments:
Post a Comment