Kumpulan berita ini juga disajikan di website http://umarsaid.free.fr
* * *
Suara Pembaruan, 12 Agustus 2009
Noordin Siapkan Serangan Baru
[JAKARTA] Mayat tersangka teroris yang tewas dalam penyergapan di Temanggung, Jateng, Sabtu (8/8) lalu, dipastikan Ibrohim alias Boim, petugas perangkai bunga (florist) di Hotel JW Marriott. Terkait dengan itu, gembong teroris Noordin M Top kini disinyalir masih berke- liaran di Jakarta dan diyakini sedang mempersiapkan serangan teror baru.
Sumber SP di Jakarta, Rabu (12/8) mengungkapkan, Noordin yang kembali lolos dari penyergapan, tengah menyiapkan serangan bom berikutnya, dengan sasaran sejumlah objek vital di Jakarta. Pria berkewarganegaraan Malaysia tersebut diduga masih memiliki anak buah dan dilindungi oleh komunitasnya yang loyal.
"Mereka berperan sebagai kurir di lapangan, seperti mencari bahan peledak, pembaca situasi di lapangan, termasuk pelaku bom bunuh diri," jelasnya.
Sumber tersebut menambahkan, sebuah rumah yang diduga ditempati AA, adik ipar Ibrohim, di Dusun Cikondang, Kecamatan Luragung, Kuningan, Jabar, sampai Rabu (12/8) masih diawasi. Amir tercatat pernah menikah dengan Ery, adik Sucihani istri Ibrohim. Amir dikenal sangat dekat dengan Ibrohim.
Rumah itu dicurigai sempat disinggahi Noordin bersama anak buahnya, sebelum hingga sesudah pengeboman JW Marriott dan Ritz Carlton.
Ditambahkan, polisi juga memburu orang yang berinisial AY, warga Desa Kranjeng, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jateng. Pria yang sehari-harinya bertani itu diketahui memiliki hubungan khusus dengan Noordin dan Ibrohim. AY juga pernah belajar bersama Abu Dujana di Banyumas. Ada pun Abu telah ditangkap, karena kasus kepemilikan amunisi dan bahan peledak di Sleman (DIY) dan Sukoharjo (Jateng), penyerangan Poso, dan menyembunyikan pelaku pengeboman Marriott pada 2003.
"AY juga banyak tahu tentang Noordin. Namun, dia menghilang," ungkapnya.
Ibu AY, Siti Aminah pernah mengaku, sudah sekitar sebulan anaknya menghilang. AY digambarkan berperawakan kecil, dengan tinggi sekitar 160 cm, dan berjenggot panjang.
Menurut informasi, beberapa hari setelah menghilang, AY mengirim kurir ke rumah, menjemput istrinya dan delapan anaknya. Hal itu dibenarkan Ketua RT setempat, yang mengakui pernah ada tamu dari Palembang ke rumah AY.
Jenazah Ibrohim
Sementara itu, kepastian bahwa jenazah di Temanggung adalah Ibrohim, disampaikan Kapusdokkes Mabes Polri Brigjen Pol Eddy Saparwoko, bersama Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna, di RS Polri, Kramat Jati, Rabu pagi.
Eddy menuturkan, mayat yang semula diduga Noordin M Top tersebut sempat dites DNA-nya dengan sampel DNA milik keluarganya yang ada di Johor Baru (Malaysia), Cilacap, dan Klaten. Namun, tidak cocok semua.
Akhirnya, tim identifikasi membandingkan dengan DNA keluarga yang tinggal di Cilimus, Kuningan, Jabar.
"Yaitu dengan istri dan kedua putra-putrinya, dan match 100 persen. Artinya almarhum adalah Ibrohim, alias Aam panggilan di rumah, alias Boim panggilan di tempat kerjanya," ungkap Eddy yang juga Ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI).
Dia juga mengungkapkan identitas tiga jenazah lainnya, yakni Dani Dwi Permana, selaku eksekutor bom bunuh diri di Hotel JW Marriott, serta jenazah Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono (Eko Peyang), keduanya tersangka yang tewas ditembak oleh Tim Densus 88 Antiteror, saat penyergapan di Perumahan Puri Nusaphala, Jatiasih, Bekasi, Jabar, Sabtu (8/8) dini hari lalu.
Satu jenazah lagi yang masih dalam proses identifikasi karena menunggu DNA pihak keluarga, adalah Nana Ikhwan Maulana, selaku eksekutor bom bunuh diri di Hotel Ritz-Carlton.
Nanan Soekarna menambahkan, terkait bom Mega Kuningan, 17 Juli lalu, polisi telah menangani delapan tersangka, yakni Amir Abdillah, Ibrohim, Dani, Nana, Air Setiawan, Aris, dan Hendra. Amir Abdillah yang ditangkap di Jakarta Utara, Kamis (6/8) dini hari lalu, merupakan tersangka penyewa kamar 1808 di JW Marriott. Sedangkan kakak beradik Aris dan Indra adalah tersangka yang ditangkap saat penyergapan di Temanggung.
"Kita masih memburu lima orang lainnya yang diduga terkait pengeboman di Mega Kuningan," jelasnya.
Persiapan Pengeboman
Nanan juga memaparkan peran Ibrohim dalam pengeboman di JW Marriott dan Ritz Carlton. Melalui tayangan rekaman close circuit television (CCTV) Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, diketahui bahwa pada 8 Juli 2009, Ibrohim bersama Nana mensurvei target pengeboman di Hotel Ritz Carlton.
Lantas pada 16 Juli Ibrohim memasukkan bahan bom dalam tiga dus yang diangkut menggunakan mobil boks melalui pintu belakang (loading dock) JW Marriott. "Ketiga dus itu diturunkan sendiri oleh Ibrohim, dan dibawa masuk ke kamar 1808," jelasnya.
Pada 17 Juli 2009 pagi, Ibrohim membantu Nana, pelaku bom bunuh diri, masuk Hotel Ritz-Carlton, sekaligus membawa bom yang siap diledakkan.
"Dalam rekaman CCTV yang sudah lama beredar, sebenarnya tersangka Dani masuk Hotel JW Marriott membawa ransel kosong, karena bom sudah dimasukkan hari sebelumnya. Khusus tersangka Nana, yang meledakkan hotel Ritz Carlton bom memang dibawa ke dalam hotel beberapa saat sebelum diledakkan," ujar Nanan.
Ditambahkan, rencana pengeboman di Mega Kuningan dimatangkan di dua tempat, yakni rumah kos di Mampang, Jaksel, dan rumah kontrakan di Jatiasih, Bekasi, Jabar.
Disinggung posisi Noordin saat ini, Nanan menyatakan, polisi melacaknya berangkat dari rumah di Temanggung yang disergap, akhir pekan lalu. "Tersangka Noordin diindikasikan pernah berada di sana selama bebe-rapa saat," ungkapnya. [G-5/YRS/A-17]
* * *
Polri: Mayat di Temanggung Bukan Noordin, tapi Ibrohim
Rabu, 12 Agustus 2009
JAKARTA, KOMPAS.com — Terkuak sudah identitas pria misterius yang tewas tertembak pada drama baku tembak di Temanggung, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
Dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Rabu (12/8), Brigjen Eddy Suparwoko, Kapusdokkes Mabes Polri, menyatakan, mayat tersebut bukan gembong teroris Noordin M Top, melainkan Ibrahim alias Ibrohim (Boim) yang selama ini hilang pascapeledakan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton.
"Memang, saya ingin menceritakan sedikit khusus untuk yang di Temanggung. Jadi, kita running dancompare dengan sampel. Kita bandingkan dengan keluarga di Johor Bahru, Cilacap, tidak cocok semua. Saya ulangi tidak cocok semua," kata Eddy.
"Kita bandingkan dengan keluarga di Cilimus, yaitu dengan istri dan kedua putra-putrinya, satu perempuan dan satu laki-laki, match 100 persen. Artinya almarhum adalah Ibrohim, alias A'an di rumahnya, alias Boim di antara teman-temannya," sambung Eddy.
Ibrohim, pria empat anak asal Cirebon, Jawa Barat, ini dipastikan terlibat atas pengeboman yang terjadi di Mega Kuningan. Peran Boim dalam aksi pengeboman yang menewaskan sembilan orang tersebut adalah membantu menyelundupkan bahan peledak ke dalam hotel mewah tersebut.
Dalam kesempatan konferensi pers yang saat ini sedang berlangsung, Polri pun menayangkan sejumlah rekaman CCTV yang menggambarkan aktivitas Boim sebelum peledakan. Ia yang melakukan survei ke bagian lobi hotel. Kemudian, dia pula yang menurunkan sejumlah bungkusan besar dari sebuah mobil pikap di lahan bongkar muat hotel Marriott.
"Berdasarkan keterangan sopir, saat ia mau menurunkan barang, ia dilarang oleh Boim. Lalu, Boim sendiri yang mengangkat barang tersebut dan meletakkannya di kamar 1808," kata Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Irjen Nanan Soekarna dalam kesempatan yang sama.
"Tanggal 8, Boim survei masuk ke dalam Ritz-Carlton bersama Nana—pelaku bom bunuh diri—melalui lift karyawan. Tanggal 16, ia membawa masuk bom dan menyerahkan ke kamar 1808. Jadi, bom bukan dibawa oleh Danni waktu check in, tapi dibawa oleh Boim tanggal 16. Tas Danni memang tidak ada bom. Di depan sudah bagus, tapi ternyata di loading dock tidak bisa masuk," kata Nanan.
* * *
Polri: Jangan Terpaku pada Noordin M Top
Rabu, 12 Agustus 2009
JAKARTA, KOMPAS.com — Dengan hasil investigasi, polisi sampai sekarang belum berhasil menangkap Noordin M Top yang diyakini sebagai otak sejumlah pengeboman di Indonesia, termasuk bom Mega Kuningan 17 Juli 2009. Mayat teroris yang tewas tertembak di Temanggung ternyata Ibrohim.
Dari hasil pengintaian yang dilakukan selama tiga minggu, polisi memastikan bahwa Ibrohim sebagai perencana pengeboman di Mega Kuningan. Ibrohim diketahui menyewa rumah di Pela Mampang, Jakarta Selatan, untuk merencanakan aksi pengeboman tersebut dan di Jati Asih sebagai shift house.
Ibrohim diketahui sebagai anggota Jamaah Islamiah sejak tahun 2000 dan bagian dari jaringan Noordin M Top. Atas fakta itulah, Kepala Humas Mabes Polri Jenderal Nanan Sukarna meminta masyarakat lebih waspada.
"Jangan terpaku hanya pada NMT (Noordin M Top)," kata Kepala Humas Mabes Polri Jendral Nanan Sukarna saat konferensi pers di RS Polri, Rabu (12/8). Noordin M Top mungkin masih menjadimastermind aksi teror. Namun, perencanaan hingga eksekusi dapat dilakukan siapa saja di jaringannya.
Meski demikian, Nanan menekankan bahwa polisi akan terus memburu Noordin M Top yang diyakini sebagai otak pengeboman sejumlah tempat di Indonesia selama ini. Noordin dikenal sebagai orang yang selalu mengubah-ubah penampilan dan lihai meloloskan diri dari upaya pengejaran.
Untuk mengungkap bom Mega Kuningan, polisi telah menangkap 8 orang yang terlibat dalam aksi pengeboman Mega Kuningan. Sampai sekarang, polisi juga masih mengejar 4-5 orang lagi yang diduga terlibat.
* * *
160 Orang Siap Ikuti Jejak Noordin M Top
Rakyat Merdeka, 12 Agustus 2009,
Jakarta, RMOL. Jaringan dengan bentuk sel tertutup membuat keberadaan Noordin M Top susah dilacak, sementara teroris baru terus bermunculan.
Demikian disampaikan pengamat intelijen, Andi Widjayanto, dalam diksusi “RUU Rahasia Negara dan Kepentingan Bangsa” di Hotel Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta (Rabu, 12/8).
“Sekarang sel yang belum aktif sudah dilihat para teroris dan mencapai 120 orang. Sekarang mereka siap didekati dan siap berhubungan dengan Noordin. Belum termasuk narapidana yang sedang direhabilitasi. Secara keseluruhan, ada 160 orang yang siap mengikuti jejak Noordin,” kata Andi.
Sebelumnya, Andi menyatakan bahwa keberadaan Noordin akan susah dilacak. Katanya, Noordin akan mencari lokasi baru yang belum terkontaminasi dan akan muncul lagi tahun 2010 untuk melakukan teror dengan target SBY.[yan]
* * *
Jejak Pengebom Ritz Carlton Tetap Misterius
Rabu, 12 Agustus 2009
PANDEGLANG, KOMPAS.com - Jejak Nana Ikhwan Maulana, pelaku bom bunuh diri di Hotel Ritz Carlton yang disebut-sebut sebagai warga Pandeglang, Banten, masih tetap misterius. Bahkan di Desa Cilentung, Kecamatan Pulosari yang dicurigai sebagai tempat asal pelaku bom, hanya ditemukan nama Ikhwan Maulana yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Kepala Desa (Kades) Cilentung, Juhdi, Rabu (12/8) menuturkan, sudah ada beberapa polisi yang datang ke desanya untuk menanyakan tentang Nana Ikhwan Maulana. Namun setelah melihat data kependudukan, Juhdi tidak menemukan Nana Ihkwan Maulana seperti yang dimaksud oleh polisi. "Sampai sekarang tidak ada warga saya yang melapor telah kehilangan anggota keluarganya, termasuk yang bernama Nana Ihkwan Maulana itu," katanya.
Ia kembali menegaskan, ada satu warga Desa Cilentung yang bernama Ikhwan Maulana, tetapi masih kecil. Ihkwan Maulana masih berstatus siswa kelas 2 sebuah SD Negeri di Cilentung. Selain itu ada juga satu warga bernama Nana, tetapi berprofesi sebagai guru dan kini masih berada di rumahnya.
Pihak pemerintah desa sudah mengumpulkan para pengurus rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) untuk mendata ulang warga yang tinggal di daerah masing-masing. Selain itu, Kades juga sudah menyebar pengumuman kepada warga agar melapor jika kehilangan salah seorang anggota keluarga. "Kami juga sudah meminta warga untuk menelepon keluarganya yang merantau, untuk memastikan mereka masih ada," ujar Juhdi.
* * *
Ibrohim adalah Perencana, Pengatur, dan Pengontrol Serangan
Rabu, 12 Agustus 2009 | 10:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ibrohim atau Boim, florist Hotel JW Marriott yang menghilang pascaledakan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton adalah perencana, pengatur, dan pengontrol serangan. Dialah Mister X yang tewas dalam penggerebekan di Temanggung.
"Saudara Ibrohim atau Boim adalah perencana, pengatur, pengontrol pelaksanaan serangan bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Juga ditemukan, data akurat berupa testimoni dan keterangan Amir Abdilah bahwa yang bersangkutan (Boim) siap menjadi 'pengantin' dalam serangan bom berikutnya," ungkap Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna saat memberikan keterangan pers di RS Polri, Jakarta, Rabu (12/8).
Nanan mengungkapkan, Boim ikut dalam rapat-rapat persiapan bersama dua pelaku bom bunuh diri, yaitu Danni Dwi Permana dan Nana Maulana, serta gembong teroris Noordin M Top. Rapat-rapat persiapan dilakukan di rumah kontrakan di Mampang dan Jatiasih.
Boim adalah karyawan perusahaan penata bunga Cyntia. Ia bekerja di perusahaan itu sejak 28 April 2005. Pada tahun itu pula ia ditempatkan di Hotel JW Marriott. Empat tahun bekerja di tempat itu membuat Boim hapal seluk-beluk hotel tempatnya bekerja.
* * *
Ternyata, Sucihani Sudah di Mabes Polri
Rabu, 12 Agustus 2009 | 10:25 WIB
KUNINGAN, KOMPAS.com — Sebuah kejutan terjadi di kediaman teroris Ibrohim di kecamatan Cilimus, Kuningan, Jawa Barat, Rabu siang ini. Sucihani, istri dari penata bunga di Hotel Ritz-Carlton tersebut, ternyata telah dibawa ke Mabes Polri, Jakarta, sejak semalam.
Semula, saat dihubungi melalui telepon pagi tadi, wanita yang dari pernikahannya dengan si teroris mendapat empat anak itu mengaku berada di rumahnya di Dusun Kliwon, RT 28 RW 10 Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Namun, siang ini, saat Kepala Polsek Kecamatan Cilimus Iskandar Muda keluar dari rumah tersebut, ia mengatakan, Sucihani sudah berada di Jakarta. "Yang ada di rumah hanya adik dan anak-anaknya," katanya. "Mereka tidak menonton televisi karena trauma," sambungnya.
Sebelumnya, saat dihubungi lewat telepon, Sucihani dengan suara parau dan tidak seramah biasanya mengaku masih berada di rumah. Wanita berjilbab itu berbohong dan tak mengakui bahwa ia sudah berada di Jakarta sejak semalam.
Saat ini, pihak keluarga tengah merencanakan pemakaman terhadap pelaku peledakan bom yang menelan sembilan nyawa tersebut. Mayat memang akan dibawa kembali ke Kuningan. Namun, jadwal pemakaman belum diketahui.
* * *
Pengamat: Ibrohim Dikhianati Noordin
Rabu, 12 Agustus 2009 | 10:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ibrohim, sang "calon pengantin" bom bunuh diri mobil dan rompi, ternyata pria misterius yang tewas diberondong aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror, akhir pekan lalu di sebuah rumah di Temanggung, Jawa Tengah.
Lantas, mengapa "calon pengantin" tersebut dikorbankan? Seperti diberitakan, menurut informasi awal Markas Besar Polri kepada wartawan, terdapat tiga hingga empat orang di rumah milik Muhjahri tersebut. Begitu terendus, mereka pun langsung kabur, sementara satu orang tetap tinggal untuk memberikan waktu kepada kelompok teroris untuk hengkang.
"Itu karena identitas Ibrohim sudah terlacak. Dia ceroboh dan menyalakan ponsel sehingga terekspos. Ciri Noordin seperti itu, kalau sudah terungkap, buat apa dipakai karena akan menjadi masalah," ujar pakar intelijen Wawan Purwanto kepada Kompas.com, Rabu (12/8). Dengan kata lain, kata Wawan, "calon pengantin" itu dikorbankan atau dikhianati oleh gembong teroris tersebut.
* * *
Noordin Kembali Beri Tantangan Polri
Rabu, 12 Agustus 2009
JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian RI telah memastikan bahwa Mr X yang tewas dalam penggerebekan di Temanggung akhir pekan lalu bukan gembong teroris Noordin M Top.
Teroris yang berhasil ditembak itu adalah florist Hotel Ritz-Carlton, Ibrohim. Nama Noordin pun tak ada dalam daftar teroris yang ditangkap Polri. Ketua Fraksi PPP yang juga anggota Komisi III DPR, Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan, lolosnya Noordin kembali menjadi tantangan bagi Polri.
"Ini tantangan bagi Polri. Meski bukan Noordin, kita harus mengapresiasi Polri karena jaringan teroris bisa terkuak. Bagaimanapun juga, Noordin target utama. Untuk kesekian kalinya, Noordin menjadi tantangan bagi Polri," kata Lukman, kepada Kompas.com, Rabu (12/8).
Terlebih lagi, lanjut dia, Polri menyatakan sudah memantau keberadaan Noordin. "Hanya soal waktu saja, kapan bisa ditangkap," ujarnya.
Operasi penggerebekan yang besar-besaran untuk melumpuhkan seorang Ibrohim, menurut Lukman, tidak bisa disalahkan. Ia menilai, dalam sebuah operasi memberantas terorisme, memang sulit untuk memastikan, siapa yang ada di dalam sarang yang menjadi target.
Selaku mitra kepolisian di DPR, pihaknya akan menggelar rapat kerja dengan Polri setelah masa reses yang akan berakhir hari ini. Menurutnya, kita perlu mendengarkan keterangan Polri mengenai langkah yang akan dilakukan berikutnya untuk memburu Noordin dan anggota jaringannya.
* * *
Ibrohim Mati Saat Dipingit Jelang Bom di Cikeas
Rabu, 12 Agustus 2009
JAKARTA, KOMPAS.com — Ibrohim alias Boim, "calon pengantin" yang akan melakukan bom bunuh diri di Cikeas, ternyata tengah dipingit ketika berada di Temanggung, Jawa Tengah.
Ketika dipingit tersebut, mantan pegawai Toko Bunga Cynthia di Hotel JW Marriott tersebut juga tengah dipersiapkan oleh gembong teroris Noordin M Top agar siap secara fisik dan mental.
Hal ini disampaikan Kadiv Humas Markas Besar Polri Irjen Nanan Soekarna ketika ditanya alasan keberadaan Ibrohim di Temanggung. "Dia memang dipersiapkan," ujar Nanan kepada para wartawan, Rabu (12/8) di RS Polri, Jakarta.
Mengenai spekulasi adanya bunker di dalam rumah Muhjahri, yang ditinggali Ibrohim pada Jumat minggu lalu, Nanan tidak dapat berkomentar. Sebelumnya, di tengah-tengah aksi baku tembak tersebut, Mabes Polri memang sempat menyatakan bahwa di dalam rumah yang terletak di dekat pematang sawah tersebut terdapat tiga hingga empat orang.
Namun, setelah aparat berhasil masuk ke dalam rumah, hanya satu orang yang ditemukan. "Yang jelas, kami akan menyelidiki sampai tuntas. Hal ini termasuk dari mana mereka mendapatkan bahan-bahan peledak," ujar Nanan.
Nanan menambahkan, Noordin, Ibrohim, dan beberapa orang lagi, menurut keterangan tersangka Amir Abdillah, diketahui pernah melakukan rapat di sebuah hotel di Kuningan, Jawa Barat, ketika hendak merencanakan aksi bom bunuh diri di kawasan Mega Kuningan, Jakarta.
* * *
Ketua DPR Minta Noordin M Top Ditangkap Hidup
Rabu, 12 Agustus 2009
JAKARTA--MI: Ketua DPR Agung Laksono mengatakan, demi mengungkap dan membasmi jaringan teroris hingga akarnya, Polri diminta agar menangkap Noordin M Top hidup-hidup.
"Jenazah pria di Temanggung ternyata bukan Noordin M Top, melainkan Ibrohim. Bagaimanapun itu suatu prestasi karena terungkap bahwa pelaku pengeboman di hotel Ritz Carlton dan JW Marriot yang paling berperan adalah Ibrohim," ujar Agung kepada pers di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (12/8).
Menurutnya, yang terpenting dalam mengungkap jaringan terorisme di Indonesia yakni dengan menangkap para pelakunya hidup-hidup, agar jejak para teroris hingga pucuk pimpinannya dapat terungkap.
Kendati demikian, Agung tetap mengapresiasi kerja-kerja aparat kepolisian karena telah menunjukkan prestasinya dengan mengungkap kasus ini kurang dari sebulan sejak kejadian, pada 17 Juli lalu. "Ini adalah sebuah prestasi yang baik bagi Polri, karena belum sebulan sudah terungkap," pungkasnya. (MP/OL-04)