Berikut di bawah ini bisa disimak kumpulan terbaru berita atau tulisan tentang seluk-beluk pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2009, yang diambil dari berbagai sumber, Di samping disajikan di berbagai milis, kumpulan berita ini juga bisa dibaca selanjutnya dalam website http://umarsaid.free.fr/ Harap para pembaca maklum hendakn

*****

Kompas, 24 Mei 2009

"Karawang Bekasi" dari WS Rendra untuk Mega-Pro

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyair kondang WS Rendra dijadwalkan akan membacakan puisi "Karawang Bekasi" karya Chairil Anwar tahun 1948, yang bernapaskan perjuangan, pada deklarasi pasangan capres Megawati-Prabowo, yang berlangsung di TPST Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Hal itu disampaikan Koordinator Acara, Aria Bima, Minggu (24/5).

"Rendra akan membacakan puisi Karawang Bekasi, juga puisi lain," kata Aria.

Pembacaan puisi ini akan diikuti dengan penyerahan bendera Merah Putih oleh satu pasang anggota veteran kepada capres dan cawapres. Para pemulung, petani, buruh, dan nelayan yang diundang hadir pada deklarasi ini juga diberikan kesempatan untuk memberikan harapan.

Mega dan Prabowo akan menyampaikan orasi masing-masing sekitar 10 menit. Deklarasi akan dimulai pukul 15.00. Sebuah bendera raksasa berukuran 70 x 100 meter akan dijadikan salah satu elemen yang mencolok pada deklarasi ini.

Sebanyak 11.000 kentongan juga disiapkan untuk dipukul oleh para petugas berpakaian hansip dan massa yang hadir. Pemukulan ribuan kentongan ini dijadikan sebagai simbol dimulainya perjuangan rakyat.

Hingga pukul 12.00, acara dimulai dengan hiburan rakyat yang diisi oleh sejumlah artis Ibu Kota, di antaranya Jaja Miharja, Didin-Miing Bagito, dan Franky Sahilatua.

*****

Kompas, 24 Mei 2009

Amien Rais Tetap Dukung SBY Sebagai Capres

CILACAP,KOMPAS.com-Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Amanat Nasional, Amien Rais menyatakan, hingga saat ini masih tetap mendukung Susilo Bambang Yudhono (SBY) sebagai calon presiden dalam Pemilu Presiden 8 Juli mendatang.

"Hingga saat ini, saya tetap akan mencentang SBY tetapi tidak mencoblos Boediono," kata dia dalam acara Tasyakuran Pemilu 2009 DPD PAN Cilacap, di Cilacap, Jateng, Sabtu (23/5) malam.

Menurut dia, PAN masih konsisten dengan keputusan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DPP PAN di Yogyakarta untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat dan memberi dukungan kepada SBY sebagai calon presiden. Namun PAN kecewa lantaran calon wakil presiden yang dipilih SBY adalah Boediono, bukan Hatta Radjasa seperti yang direkomendasikan oleh PAN.

Amien Rais mengaku, hingga saat ini belum mengetahui secara pasti motif SBY memilih Boediono yang dianggap menganut "neoliberalism". "Saya belum tahu pasti mengapa SBY memilih Boediono. Tetapi Pak SBY pernah menyampaikan alasannya memilih Boediono karena dia seorang profesional sehingga diharapkan tidak menimbulkan keirian," katanya.

Meski demikian, dia mengatakan, jika PAN meninggalkan Partai Demokrat yang mengusung pasangan SBY-Boediono, apakah ada pasangan lain yang memiliki kedekatan program dengan PAN.

Menurut dia, secara kelembagaan PAN tetap memberi dukungan kepada SBY tetapi sebagai partai yang moderen, PAN mempersilakan kadernya untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden sesuai pilihannya masing-masing. "Kita tidak akan memaksa, silakan kader-kader PAN memilih capres-cawapres sesuai pilihannya masing-masing," kata dia menegaskan.

Saat ditemui seusai acara, Amien Rais mengatakan, sesuai hasil rakernas di Yogyakarta, PAN tetap memilih SBY. "Tidak usah dikatakan SBY-Boediono," katanya. Namun keputusan tersebut, kata dia, tidak mutlak harus diikuti oleh seluruh kader PAN yang tersebar di seluruh tanah air. "Para anggota yang memiliki pilihan lain, diperbolehkan dan diberi keleluasaan," katanya.

Disinggung mengenai pengurus partai yang memberi dukungan kepada calon lain, menurut dia, hal itu perlu ditegur. Dia mengakui adanya dua tokoh PAN, Alvin Lie dan Drajad Wibowo yang memberi dukungan kepada calon lain (Jusuf Kalla-Wiranto, red.). "Tetapi kedua tokoh itupun sudah mulai menjarangkan penampilannya karena menghargai keputusan rakernas," katanya

*****

Jawa Pos 23 Mei 2009

Mega Berani Target Pertumbuhan Ekonomi 10 Persen

Lebih Optimistis Dibanding JK dan SBY

JAKARTA - Megawati Soekarnoputri tak mau kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla. Capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)-Gerindra itu mematok target pertumbuhan dua digit pada 2013 atau lebih tinggi daripada capres lain.

''Saya sudah tanya ke Mas Bowo (Prabowo Subianto). Dia bilang dua digit. Kami menyebutnya itu bukan target, kalau semua program bisa kami laksanakan. Dan, kami yakin dua digit bukan hal yang mustahil,'' ujar Mega -sapaan Megawati- setelah dialog bertema Pilihan Presiden Bersama Kalangan Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Hotel Shangri-La, Jakarta, kemarin.

Selama dialog, Mega tampak santai. Meski datang bersama cawapresnya, Prabowo, Mega tampil sendirian menjawab pertanyaan pengusaha. Mega juga memanfaatkan acara itu untuk menjelaskan konsep ekonomi kerakyatan. Konsep itu adalah keinginan mengangkat potensi rakyat kecil sehingga kehidupannya menjadi lebih baik. "Saya melihat kadang-kadang saya sebagai ibu rumah tangga suka kesel. Kenapa sekrup sekecil ini buatan Tiongkok, bukan Indonesia. Kita harusnya malu, kita punya anak-anak yang menang di olimpiade fisika," lanjutnya.

Dia juga menyorot tindakan represif aparat pemda yang main paksa dalam menggusur PKL (pedagang kali lima) di beberapa tempat, termasuk di Surabaya. Dia mengaku kurang sreg dengan tindakan seperti itu. "Kok nggak bisa seperti di Singapura, dibuatkan tempat yang rapi dan baik bagi PKL. Toh perputaran bisnis mereka cepat,'' kata Mega.

Seusai acara, Prabowo menambahkan, apabila kelak terpilih, dirinya tidak akan membuat target 100 hari pertama pemerintahan. Sebab, pemerintah bekerja selama lima tahun. Target 100 hari itu sekadar pencitraan.

Soal target pertumbuhan ekonomi dua digit, Prabowo optimistis terwujud. ''Minimal 10 persen, saya perkirakan itu tercapai setelah empat tahun (2013). Tim ekonomi sudah kita siapkan,'' tutur ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.

Di tempat sama, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa meragukan target pertumbuhan ekonomi dua digit yang diusung Mega-Prabowo. Menurut dia, target tersebut amat sulit tercapai dalam waktu dekat. ''Yang penting adalah implementasinya ke depan bagaimana? Kalau efisiensi bisa dilakukan, subsidi bisa dikurangi, kemudian dialihkan ke hal produktif, hal itu bisa saja tercapai," katanya.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sutrisno Iwantono menambahkan, tema ekonomi kerakyatan yang diusung capres-cawapres belum rinci. ''Bagi saya, ekonomi kerakyatan itu riilnya mengangkat kesejahteraan pengusaha UMKM dan petani. Karena itu, diperlukan program konkret untuk UKM dan kaum tani," ujarnya.

Sementara itu, dari kediaman Mega dilaporkan, tim sukses terus berkoordinasi menyiapkan deklarasi pencapresan di Bantar Gebang pada 24 Mei mendatang. Salah satunya, menyiapkan isu penyusunan APBN tandingan yang lebih memihak kepada petani, nelayan, dan buruh.

''Soal ekonomi kerakyatan adalah gabungan dari program PDIP dan Gerindra. Kami ini kan koalisi prinsip, bukan bagi-bagi kekuasaan. Karena itu, kami akan membuat APBN yang berpihak kepada petani, nelayan, buruh, dan rakyat kecil lain,'' kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon saat ditemui sebelum rapat kemarin.

Beberapa pejabat teras kedua partai itu turut hadir. Dari PDIP, antara lain, Sekjen Pramono Anung, Wakil Sekretaris I Tim Kampanye Nasional Hasto Kristianto, Ketua DPP Puan Maharani. Sedangkan dari Gerindra ada Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto, Halida Hatta, dan Moerdiono. Ketua Umum Partai Buruh Sosial Demokrat Mochtar Pakpahan juga ikut hadir.

Komitmen APBN yang pro wong cilik juga disuarakan Hasto Kristianto. Dia menegaskan, ekonomi kerakyatan tidak sekadar jargon. Tapi, program-program yang dibuat harus mampu mewujudkan perubahan bagi rakyat banyak. ''APBN kami akan sangat berbeda dengan yang dibuat SBY-JK selama ini. Kami lebih pro rakyat,'' katanya.

Hasto menambahkan, tagline yang diusung pada deklarasi di Bantar Gebang, Bekasi, Minggu (24/5) itu adalah Mega-Prabowo Pro Rakyat. Substansi deklarasi dan kampanye itu, kata dia, adalah kebangkitan ekonomi kerakyatan. ''Akan ada 8 ribu hingga 10 ribu orang yang hadir,'' katanya.

Rapat kemarin langsung dipimpin oleh Megawati dan Prabowo. Rapat tersebut fokus pada strategi pencitraan dan pemenangan duet itu, termasuk pembentukan struktur di bawah.

Puan Maharani mengatakan, tim terbagi dalam tim lapangan dan tim pendalaman pemikiran. ''Kami akan langsung terjun ke lapangan soal ekonomi kerakyatan. Tim merupakan gabungan PDIP dan Gerindra,'' katanya.

Namun, rapat kemarin belum membicarakan kabinet dan bagi-bagi jatah kursi. "Yang terpenting adalah bagaimana merangkul rakyat."(wir/iw/aga/agm)

*****

Kompas, 23 Mei 2009

Deklarasi Mega-Pro, Perhelatan "Merakyat" dengan Biaya "Tak Merakyat"

BEKASI, KOMPAS.com — Berbeda dengan rival terberatnya pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, yang melakukan perhelatan pendeklarasian di dalam gedung ber-AC, dan bergaya keamerika-amerikaan, pasangan capres-cawapres Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto memilih TPA Bantar Gebang sebagai tempat pendeklarasiannya.

Pasangan tersebut, kata tim suksesnya, ingin merakyat ketika mendeklarasikan pengukuhan mereka. "Di zaman serba sulit, Ibu Mega ingin acara deklarasi dilaksanakan secara sederhana," ujar Ketua Panitia Pendeklarasian Mochtar Mohamad, Sabtu (23/5) di TPA Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Namun, apakah acara pendeklarasian tersebut sudah dilaksanakan secara sederhana? Jika dana menjadi tolak ukur kesederhanaan, acara pendeklarasian pasangan yang diusung PDI-P, Gerindra, dan sejumlah parpol yang tidak lolos parliamentary threshold, tidak dapat digolongkan sederhana.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Sabtu (23/5) sore, terpasang megah empat panggung raksasa. Panggung utama, yang akan ditempati Mega-Pro, berukuran 20 meter x 12 meter. Ketiga panggung raksasa lainnya adalah panggung VIP, yang akan ditempati oleh tamu penting, berukuran 10 meter x 12 meter; panggung musik hiburan, tempat para kelompok musik menggoyang 35.000 orang, berukuran 8 meter x 6 meter; dan panggung paduan suara yang menampung 100-an orang, berukuran 10 meter x 12 meter.

Bagaimana dengan daya listrik yang digunakan? Koordinator panggung Wahyu Djarojad mengatakan, daya listrik berkisar pada angka 60.000 watt. Di depan panggung utama terhampar tiga tenda raksasa, yang masing-masing berukuran 50 meter x 50 meter, 3 meter x 30 meter, dan 3 meter x 30 meter.

Mochtar mengaku, biaya panggung, sound system, kursi, dan tenda menelan biaya kurang lebih Rp 100 juta. Angka ini, tentunya, belum ditambah dengan biaya pengurukan lahan seluas sekitar dua hektar dengan pasir dan bebatuan, biaya pemotongan kerbau bule yang mencapai Rp 30 juta, biaya pemasangan konblok berukuran 1,5 meter x 200 meter, upah 100 buruh yang bekerja selama enam hari penuh.

Belum lagi, biaya logistik seperti 5.000 kentungan yang akan dibunyikan saat pendeklarasian Mega-Pro, bendera raksasa berukuran 70 meter x 100 meter, konsumsi dan biaya mobilisasi 35.000 orang, mulai dari pengamen, pemulung, petani, buruh, pedagang pasar, panti asuhan, dan lainnya.

Hal ini juga belum termasuk biaya pengisi acara, seperti Pato dan Debo dari Idola Cilik, dan lainnya. Arya Bima, koordinator acara pendeklarasian, mengatakan, biaya deklarasi tersebut menghabiskan biaya sekitar Rp 412 juta. Mudah diduga, panggung dan tenda besar digunakan untuk mengakomodasi puluhan ribu massa yang sengaja diundang/didatangkan dari berbagai tempat.

Semoga, pesan-pesan ekonomi kerakyatan yang disampaikan oleh kedua tokoh wong cilik tersebut benar-benar melekat di hati para wong cilik tersebut. Jika tidak, dikhawatirkan dana tersebut, terlepas dari mana pun sumbernya, akan menjadi sia-sia.

Pengalaman Pemilu Legislatif 2009 lalu membuktikan, sebagian massa yang bersedia datang tidak peduli dengan retorika para juru kampanye. Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi, Harun Al Rasyid, sesuai yang dilansir Kompas, menilai kegiatan ini sebagai upaya membangun citra capres dan cawapres yang prorakyat kecil dan perekonomian kerakyatan.

*****

Kompas, 23 Mei 2009

Soal Kisruh Pemilu, Mega Kritik Pemerintah

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik pemerintah yang melempar tanggung jawab terhadap permasalahan yang muncul saat pemilu legislatif lalu.

"Presiden yang habertanggung jawab dalam pelaksanaan pemilu dan KPU hanya penyelenggara," katanya dalam pidato pada Rakernas Gerindra di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Sabtu (23/5).

Dalam pidato yang disampaikan dengan santai dan canda, Mega menceritakan bagaimana terjadinya pencalonan Mega-Pro sebagai capres dan cawapres. "Proses pertemuan saya dan Prabowo sepertinya banyak yang menghalangi. Mendekati satu hari batas waktu pencalonan akhirnya jadi juga," ucapnya.

Mega juga memberikan sedikit resep bagaimana mempertahankan partai politik. Menurutnya, ketika parpol sudah tidak mempunyai ideologi maka di situlah awal kehancuran partai. "PDI Perjuangan telah mengalami pasang surut. Saya pernah dibawa ke polisi, kejaksaan, dan dengan keyakinan itu bisa dilalui," katanya.

Pada Rakernas itu Mega berharap semua pengurus kedua partai serta partai-partai pendukung dapat hadir dalam deklarasi besok. "Kita tunjukkan kepada rakyat kalau kita ada," ucap Mega.

*****

Kompas, 21 Mei 2009

SBY-Berboedi Targetkan 75 Persen Suara di Jatim

SURABAYA, KOMPAS - Pasangan calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono menargetkan perolehan 75 persen suara pemilih di Jawa Timur. Bila jumlah pemilih di Jatim lebih dari 29 juta, target pemenangan SBY Berboedi di Jatim setidaknya 21,75 juta suara sah.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Indonesia Bisa Jawa Timur Bagus Haryosuseno seusai deklarasi dan pelantikan DPD IB Jatim mengatakan, karena SBY dan Boediono berasal dari Jatim, ditargetkan pasangan ini bisa mendapatkan 75 persen suara pemilih di Jatim.

Selain itu, tim Indonesia Bisa juga membidik masyarakat yang golput pada Pemilu Legislatif 2009 baik karena enggan atau tidak terdaftar. "Dengan 160 ribu relawan di Jatim, kami akan sosialisasikan keberhasilan kerja SBY dan mendorong masyarakat untuk mengecek pendaftaran warga sebagai pemilih," tutur Bagus.

Optimisme sama juga disampaikan Ketua Dewan Pembina DPD Indonesia Bisa Jatim Imam Utomo yang Gubernur Jatim 1999-2008. "Peluang SBY bagus. Selama pemerintahan SBY juga banyak kemajuan. Karena sistem di Indonesia presidensiil, yang terutama adalah (kerja) Presiden," kata Imam ketika ditanya mengenai klaim serupa dari Wakil Presiden Jusuf Kalla yang kini juga mencalonkan diri sebagai Presiden.

Para pendukung SBY-Berboedi sangat percaya diri. Sebab, menurut Bagus, Indonesia Jatim terdiri atas 50 lembaga swadaya masyarakat seperti Lumbung Informasi Rakyat, Forum SBY, dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia.

Di Indonesia Bisa Jatim, terdapat pula pejabat maupun mantan pejabat di Jatim. Selain Imam Utomo, Gubernur Jatim Soekarwo dan Wakil Wali Kota Surabaya Arif Affandi, serta Ketua DPRD Jatim 2004-2009 yang juga Wakil Ketua Partai Kebangkitan Nasional Ulama Fathorrasjid menjadi anggota Dewan Pembina.

Pelantikan DPD Indonesia Bisa Rabu (20/5) di Hotel Shangri-la Surabaya dilakukan Ketua Umum Indonesia Bisa Prof Subur Budi Santoso dan Sekjen Indonesia Bisa Bambang Gambiro yang juga Dewan Pertimbangan Presiden.


diposting oleh:
kawan2 jaringan perguruan rakyat merdeka

0 Comments:

Post a Comment